Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 18 Oktober 2014

TAJUK RENCANA: Mencairkan Kebekuan (Kompas)

PERTEMUAN presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto telah mencairkan kebekuan politik setelah Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
Pertemuan yang berlangsung Jumat, 17 Oktober 2014, bertepatan dengan hari ulang tahun Prabowo Subianto mendapatkan respons positif sejumlah kalangan. Bahkan, sebelum pertemuan terjadi, dorongan publik agar kedua tokoh bangsa bertemu disuarakan melalui berbagai media sosial ataupun media online. Meski bukan satu-satunya faktor, IHSG naik 1,56 persen dan berada di angka 5.028 serta rupiah pun ikut menguat.

Harapan publik agar terjadi rekonsiliasi elite politik wajar dan masuk akal. Bagi rakyat, mereka telah menjatuhkan pilihan politik pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 dan Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Bagi rakyat, urusan pemilu telah selesai! Namun, dinamika politik yang terjadi telah menciptakan ketegangan politik yang membuat kegaduhan. Kegaduhan politik panjang mengakibatkan bangsa ini kehilangan momentum membangun bangsa.

Kita memberikan apresiasi atas pertemuan Joko Widodo-Prabowo Subianto. Sebelumnya, Joko Widodo juga bertemu dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie serta pimpinan MPR dan DPR. Komunikasi politik jujur yang dilakukan Joko Widodo terhadap elite partai politik telah mencairkan kebekuan politik sekaligus mencerminkan rekonsiliasi di tingkat elite politik. Rekonsiliasi di tingkat elite politik itu diperlukan untuk memberikan kesejukan kepada masyarakat. Kita hargai testimoni menyejukkan kedua tokoh ditulis di akun Facebook keduanya.

Komunikasi antarelite perlu terus dilakukan untuk membangun kesepahaman bagaimana membangun bangsa dalam posisi masing-masing. Melalui komunikasi yang jujur, elite politik bisa saling memahami posisi masing-masing. Joko Widodo akan memimpin kekuasaan eksekutif pada satu sisi. Adapun Aburizal Bakrie dan Prabowo yang memimpin lembaga legislatif. Kedua lembaga itu sama-sama punya tujuan untuk membangun bangsa ini.

Sebagaimana dikatakan Prabowo, keberadaan Partai Gerindra di DPR akan mengkritik kebijakan pemerintahan Joko Widodo yang tidak berpihak kepada rakyat merupakan sesuatu yang patut dihargai. Memang menjadi tugas DPR untuk mengawasi pemerintah, membuat undang-undang bersama pemerintah, serta menyusun anggaran bersama pemerintah. Pandangan Prabowo itu pun diterima presiden terpilih Joko Widodo.

Kita berharap pertemuan dan silaturahim antarelite politik yang merupakan panggung depan dari politik itu sejalan dengan panggung belakang dari politik. Kita meyakini melalui komunikasi langsung sebagian persoalan bisa diselesaikan dan distorsi bisa dikurangi. Kita pun berharap momentum pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014 yang dihadiri Megawati Soekarnoputri, BJ Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi momentum untuk melakukan rekonsiliasi pada tingkat elite politik.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009566527
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger