Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 11 Oktober 2014

TAJUK RENCANA: Penting, Denuklirisasi Korut (Kompas)

KOREA Selatan meminta bantuan Indonesia untuk mengingatkan Korea Utara agar melupakan ambisi mereka dalam mengembangkan senjata nuklir.
Permintaan bantuan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se dalam wawancara dengan harian ini, Kamis (9/10). Yun berada di Indonesia untuk menemui presiden terpilih Joko Widodo dan menghadiri Forum Demokrasi Bali (BDF).

Dalam wawancara itu, Yun mengatakan, jika Pyongyang bersedia meninggalkan program nuklirnya, Seoul tidak hanya akan memberikan bantuan kemanusiaan, tetapi bahkan bersedia membantu perekonomian Korut.

Dua Korea ini merupakan produk Perang Dingin. Itu sebabnya, ketika Perang Dingin berakhir pada akhir tahun 1980-an, ada harapan bahwa dua Korea itu akan bersatu kembali. Sama seperti yang terjadi pada dua Jerman, yang juga merupakan produk Perang Dingin. Namun, ternyata keadaannya bertolak belakang. Jangankan menyatukan, mendekatkan dua Korea saja sangat susah. Bukan berarti tidak ada pendekatan di antara dua Korea, tetapi pendekatan itu masih sangat artifisial karena kecurigaan di antara keduanya masih sangat besar.

Kecenderungan Korsel untuk menjalankan peran sebagai saudara tua yang lebih sukses dan maju kerap membuat Korut kurang berkenan. Apalagi, kepribadian Pemimpin Korut Kim Jong Un yang berusia 31 tahun itu sangat misterius. Kadang bersikap ramah dan memperlihatkan sikap ingin berdialog, tetapi kadang menunjukkan sikap tidak peduli dan bermusuhan.

Sampai saat ini, pertemuan yang melibatkan enam pihak, yakni Korut, Korsel, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Rusia, dianggap sebagai cara terbaik untuk meminta Korut meninggalkan program nuklirnya. Namun, hingga kini Korut enggan meninggalkan program itu.

Kehadiran Tiongkok sebagai sekutu dekat Korut dianggap dapat membantu mencairkan keadaan apabila pertemuan menemui jalan buntu. AS dan Jepang, juga Tiongkok dan Korsel, diharapkan dapat membantu membangun Korut apabila bersedia meninggalkan program nuklirnya. Sementara Rusia, selain dapat membantu membangun Korut, juga diharapkan akan terikat dan berkomitmen melaksanakan apabila kesepakatan denuklirisasi Korut tercapai.

Kita berharap nantinya, pada saat Indonesia mengingatkan Korut untuk meninggalkan program nuklirnya, Indonesia juga sekaligus meminta Korut untuk memanfaatkan kembali pertemuan enam pihak yang terhenti sejak tahun 2008.

Bagaimanapun denuklirisasi Korut penting bagi keamanan kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, menjadi tugas bagi negara-negara di kawasan ini untuk aktif meminta Korut meninggalkan ambisi senjata nuklirnya.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009399142
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger