Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 04 November 2014

TAJUK RENCANA Mengapa NIIS Begitu Brutal (Kompas)

JUDUL ulasan pendek ini sengaja kita buat dalam nada bertanya. Kita memang bertanya-tanya mengapa sepak terjang kelompok NIIS begitu nggegirisi.
Kita katakan nggegirisi—dahsyat, menakutkan sekaligus mengerikan—karena yang mereka lakukan sungguh di luar batas kemanusiaan. Menurut berita yang tersebar selama ini, sudah begitu banyak orang di Irak dan Suriah, baik perempuan maupun laki-laki, orang tua maupun anak-anak, menjadi korban mereka, yang dibunuh tanpa belas kasihan. Sekurang-kurangnya ada tiga wartawan asing yang dibunuh dengan cara yang sangat tidak berkeadaban, seperti layaknya membunuh binatang saja.

Berita terakhir mengungkapkan, anak-anak dan perempuan suku Sunni Albu Nimr, Provinsi Albar, Irak, dieksekusi secara massal. Dalam beberapa hari terakhir lebih dari 300 orang dieksekusi. Bahkan, PBB mencatat selama Oktober lalu jumlah korban kekerasan di Irak karena tindakan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Selama bulan Oktober, sedikitnya 1.273 warga—856 warga sipil dan 417 anggota keamanan—Irak tewas dibunuh; 2.010 orang luka-luka.

Kita juga mendengar berita bahwa kelompok militan NIIS ini telah membunuh ratusan orang Yazidi—laki-laki, perempuan, dan anak-anak—kaum minoritas di Irak, dengan mengubur mereka hidup-hidup. Kelompok ini tidak hanya membunuh, tetapi juga menculik dan mengusir kaum minoritas yang tidak mau menuruti kehendaknya.

Mengapa mereka melakukan semua itu? Kita tahu bahwa brutalitas memiliki sasaran psikologis, strategis, dan ideologis. Dengan cara seperti itu, mereka menebarkan teror, menebarkan rasa takut demi tercapainya tujuan, baik strategis maupun ideologis.

Namun, apa pun tujuan mereka, tindakan menculik, mengusir kaum minoritas, dan akhirnya membunuh tidak bisa dibenarkan. Tidak bisa dibenarkan apa pun alasan dan tujuannya. Apakah itu atas nama peradaban, apakah itu atas nama agama, tidak bisa dibenarkan. Bukankah tidak satu pun agama di atas muka Bumi ini yang mengajarkan tindak kekerasan terhadap pihak lain.

Akan tetapi, sayangnya adalah tidak jarang terjadi bahwa yang berbeda dengan dirinya dipandang sebagai musuh. Status musuh itu sudah cukup untuk mengobarkan fanatisme yang tak segan membunuh. Para pembunuh itu merasa membela iman dan kebenaran, atau tradisi seakan-akan pembunuhan itu demi Tuhan sendiri. Sungguh tak masuk di akal! Namun, itulah yang terjadi.

Kita melihat fanatisme telah melahirkan brutalitas yang begitu nggegirisi; melahirkan tindakan tanpa hati. Fanatisme adalah bentuk penolakan terhadap yang berbeda dan menjadi lahan subur bagi para pelaku kekerasan, yang tak merasa bersalah. Melihat memburuknya perkembangan di Irak dan Suriah, sudah saatnya PBB bertindak.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009873679
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger