Negara-negara besar yang terlibat—Rusia, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa seperti Jerman—semakin tidak bertemu sikap dan pendapat untuk mengakhiri krisis di Ukraina. Yang terjadi justru sebaliknya. Mereka saling curiga serta sulit untuk menyatukan pendapat dan tekad guna mengakhiri krisis.
Sikap Rusia sejak awal jelas: berada di sisi pihak yang menentang pemerintah Kiev; berdiri di pihak kelompok separatis pro Moskwa. Namun, Moskwa membantah anggapan itu. Sebaliknya, AS memberikan dukungan kepada pemerintah Kiev dan memberikan bantuan persenjataan. Sikap Washington sangat jelas, dengan memberikan bantuan senjata, ingin menghentikan semakin luas dan kuatnya pengaruh Moskwa.
Sementara itu, Jerman melihat bahwa langkah dan kebijakan Rusia memprihatinkan. Bahkan, Berlin berpendapat tindakan Moskwa akan memengaruhi Balkan. Berlin mulai melihat Moskwa sebagai musuh ketimbang sebagai mitra potensial. Karena itu, pengaruhnya harus dihentikan agar tidak meluas masuk ke Balkan.
Dengan demikian, jelas bahwa krisis di Ukraina telah menyeret negara-negara besar terlibat atau bahkan melibatkan diri. Kondisi seperti itulah yang memunculkan situasi seperti zaman Perang Dingin dulu. Gencatan senjata yang ditandatangani pada 5 September di Minsk sepertinya tidak banyak artinya. Gencatan senjata itu ditandatangani oleh Rusia, Ukraina, kelompok separatis dari Donetsk, dan Luhansk.
Situasi dan kondisi memprihatinkan karena jumlah korban tewas terus meningkat. Sejak kelompok separatis bersenjata pro Rusia menguasai Ukraina bagian timur, bulan April lalu, menurut PBB, korban tewas lebih dari 4.300 orang. Selama gencatan senjata, sejak September lalu hingga kini, tercatat hampir 1.000 orang atau sama dengan 13 orang tewas per hari.
Masih menurut data PBB, jumlah orang yang tercerai-berai karena perang sejak April lalu sampai awal September sebanyak 275.489 orang, tetapi pada pertengahan September menjadi 466.829 orang.
Bagaimana menghentikan krisis dan konflik di Ukraina sehingga jumlah korban tewas tak akan bertambah; demikian juga jumlah orang yang terpaksa harus mengungsi tidak meningkat.
Sulit menjawab pertanyaan itu selama negara-negara besar terus terlibat. Misalnya, selama Rusia mendukung kelompok separatis dan AS mendukung Kiev. Apabila itu yang terus terjadi, niscaya Ukraina akan terjerumus dalam krisis yang semakin parah, dan itu akan memengaruhi kondisi perdamaian dan keamanan global.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010235600
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar