Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 06 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Mencegah Kematian Sia-sia (Kompas)

Dalam sepekan terakhir, minuman keras oplosan telah menyebabkan sedikitnya 34 orang meninggal, belum termasuk yang sedang dirawat.
Jika ditarik ke belakang, jumlah orang meninggal akibat menenggak minuman keras oplosan semakin banyak. Harian ini mencatat tahun 2013 paling tidak 53 orang meninggal akibat menenggak cairan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Pada tahun 2014, jumlah orang meninggal akibat meminum cairan berbahaya bisa lebih banyak.

Kejadian itu bukan hanya di Garut atau Sumedang. Korban meninggal akibat meminum cairan berbahaya yang dicampur terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sebagaimana diberitakan, layaknya sebuah pesta, peserta pesta sering beradu kuat dalam hal mencampur aneka cairan, tanpa memedulikan akibatnya bagi tubuh manusia. Ada adu gengsi di sana. Situasi ini terasa anomali meski itulah realitas yang ada di lapangan.

Menjalankan fungsinya memberi informasi dan mendidik masyarakat, media telah secara gamblang memaparkan dampak berbahaya dari meminum cairan berbahaya. Namun, pemberitaan media massa ataupun media televisi terasa tak punya dampak di lapangan. Kejadian tragis itu terjadi dan terus saja terjadi. Ini menyedihkan.

Kita tak ingin generasi muda meninggal sia-sia karena meminum cairan berbahaya. Perlu ada langkah konkret pada tingkat lokal, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten untuk mendidik warganya dan menginformasikan betapa berbahayanya menenggak cairan berbahaya. Pendidikan pada tingkat keluarga juga diperlukan.

Adalah kenyataan, cairan berbahaya untuk dicampur dan minuman keras beredar luas. Aparat sepertinya kesulitan mengontrol peredaran minuman keras oplosan karena bisa diproduksi sendiri dari beragam campuran minuman yang dijual bebas di pasaran atau membeli minuman racikan di warung jamu. Minuman racikan tersebut sama sekali tidak mempertimbangkan efeknya ke tubuh manusia.

Kita memang perlu mengkaji lebih mendalam, mengapa masyarakat terus menggelar pesta minuman keras meski sudah tahu risikonya adalah kematian. Namun, dalam jangka pendek, kita mau mendorong aparat kepolisian untuk melakukan razia terhadap para pedagang minuman keras oplosan yang terbukti membahayakan tubuh manusia.

Mengingat sebagian besar korban minuman keras ini berasal dari kelas menengah ke bawah, apakah kenekatan itu terkait dengan rasa putus asa mereka dalam menghadapi masa depan ataukah sekadar cara mereka menikmati kesenangan tanpa mempertimbangkan risiko? Di sinilah faktor pendidikan untuk penyadaran menjadi penting.

Kajian mendalam diperlukan untuk mencari solusi cara mencegah kematian yang sia-sia dalam jangka panjang. Tentu upaya ini harus melibatkan semua pihak, termasuk mengontrol dengan ketat peredaran minuman yang menjadi bahan minuman keras oplosan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010497772
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger