Hal itu diungkapkan lembaga riset Institut AS-Korea Selatan di Johns Hopkins School of Advanced International Studies, Washington DC, AS, Kamis (29/1). Indikatornya antara lain pipa air panas dari bangunan turbin yang mengeluarkan uap serta bertambahnya salju yang mencair di atap reaktor dan bangunan turbin.
Jika analisis citra satelit itu benar, hal itu akan menambah rumit hubungan Korea Utara-AS. Reaktor nuklir Nyongbyon yang memiliki daya 5 megawatt itu diawasi ketat karena diyakini Korut menggunakan reaktor itu untuk memproduksi plutonium. Fasilitas pengayaan uranium di tempat itu juga dapat memproduksi material senjata.
AS selama ini mencurigai Korut secara diam-diam terus melanjutkan pengembangan nuklirnya. Itu sebabnya, AS sama sekali tidak menanggapi keinginan Korut untuk memulai hubungan secara bilateral. Korut tidak putus asa, negara itu mengundang eks pemain basket NBA, Dennis Rodman, dan beberapa rekannya, ke Pyongyang, dan berharap Rodman menyampaikan kepada Washington keinginan Korut untuk bertemu. Namun, dalam berbagai kesempatan, Washington menyampaikan hanya bersedia berbicara dengan Korut dalam pertemuan enam pihak.
Minggu kemarin, Korut mengatakan, Washington menolak undangan yang ditujukan kepada diplomat tertinggi AS untuk berkunjung ke Pyongyang. Korut menegaskan, dengan menolak undangan itu, Washington mencoba mengalihkan kecaman atas kebuntuan dalam pembicaraan penghentian program nuklir itu kepada Pyongyang.
Pada tahun 2005, dalam pertemuan enam pihak antara Korut, Korsel, AS, Jepang, Rusia, dan Tiongkok, Korut sebenarnya sepakat untuk menghentikan program nuklirnya. Namun, perundingan enam pihak itu dihentikan tahun 2008, menyusul pernyataan Korut bahwa kesepakatan itu batal, dan Korut menolak diperiksa untuk memastikan bahwa negaranya telah menghentikan program nuklirnya.
Korut sempat mengungkapkan keinginan untuk melanjutkan pertemuan enam pihak. Namun, AS dan Korsel menyatakan, Pyongyang harus menunjukkan kesungguhannya dalam menghentikan program nuklirnya.
Repotnya, Korut sering kali menunjukkan sikap yang bertentangan. Di satu sisi menyatakan siap untuk melanjutkan pembicaraan enam pihak, tetapi di sisi lain, dengan demonstratif melakukan uji coba senjata nuklir. Melihat semua tanda itu, diperkirakan perbaikan hubungan antara AS dan Korut itu masih akan memerlukan waktu lebih lama lagi.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011773765
Tidak ada komentar:
Posting Komentar