Senin lalu, banjir menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Air bah merendam sedikitnya 3.500 rumah warga dan melumpuhkan jalur utama pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Kemacetan parah pun tak terhindarkan.
Kemacetan parah itu menyebabkan pasokan logistik menuju Jakarta terganggu meskipun tidak separah pada awal 2014. Saat itu, jalur pantura Jabar juga terendam banjir dan macet parah selama hampir sepekan. Akibat pasokan logistik yang tersendat, harga beberapa komoditas naik.
Banjir kali ini diduga akibat tanggul Sungai Cimanuk sepanjang 150 meter jebol. Hujan selama tiga hari berturut-turut terjadi di hulu Sungai Cimanuk di Garut dan Sumedang. Hal itu mengakibatkan air yang mengalir ke hilir amat deras. Ketika sampai di Indramayu, air sungai meluap dan menyebabkan tanggul jebol.
Kabupaten Indramayu dan beberapa kabupaten di jalur pantura Jabar merupakan daerah penghasil padi dan saat ini mengalami panen raya. Banjir di daerah tersebut tidak boleh terlalu lama merendam gabah milik petani yang sudah siap panen.
Untuk mengatasi banjir di jalur pantura Jabar, khususnya akibat luapan Sungai Cimanuk, pemerintah membangun Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang. Pembangunannya sudah mencapai 99,6 persen, tetapi sampai banjir terjadi pada Senin, waduk belum bisa digenangi air.
Waduk Jatigede dapat menampung 979 juta meter kubik air dan mampu mengairi 90.000 hektar daerah irigasi di wilayah pantura Jabar, seperti Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. Selain itu, waduk ini juga diproyeksikan mampu menyuplai air baku untuk keperluan air minum dengan debit 3.500 liter per detik dan pembangkit listrik tenaga air berkekuatan 110 megawatt.
Hingga banjir terjadi pada Senin, waduk belum bisa digenangi karena relokasi sekitar 11.000 warga dari 32 desa di Kabupaten Sumedang belum jelas. Selain persoalan ganti rugi belum tuntas, jumlah warga yang berhak menerima relokasi juga belum terdata secara pasti.
Dana relokasi Rp 700 miliar telah dijanjikan Presiden Joko Widodo lewat Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015 yang terbit 2 Januari 2015. Meskipun dijamin APBN, pengucuran dana itu belum terlaksana karena APBN Perubahan baru disahkan DPR pada Februari.
Untuk mengatasi kemacetan parah di jalur pantura Jabar, pemerintah juga membangun Jalan Tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116,75 kilometer sejak 2011. Presiden Jokowi yang meninjau lokasi pembangunan memastikan tol tersebut selesai sebelum Idul Fitri 2015. Kehadiran dua infrastruktur ini sangat ditunggu karena dapat mengurangi kemacetan dan banjir, khususnya di jalur pantura Jabar.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2015, di halaman 6 dengan judul "Banjir Ganggu Logistik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar