Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyebut pembebasan Tikrit dari cengkeraman milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) sebagai tonggak bersejarah. Harus diakui, keberhasilan merebut Tikrit dari tangan NIIS meningkatkan kepercayaan diri pasukan Pemerintah Irak. Tidak heran setelah membebaskan Tikrit, kini mereka mencanangkan untuk membebaskan Mosul, kantong terbesar milisi NIIS, di utara Tikrit.
Pencapaian pasukan Pemerintah Irak itu memang membanggakan. Akan tetapi, harus dijaga agar pencapaian itu tidak membuat pasukan Pemerintah Irak menjadi besar kepala. Pertempuran melawan milisi NIIS adalah pertempuran jangka panjang. Oleh karena itu, pasukan Pemerintah Irak tidak boleh cepat berpuas diri.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat, Mayor Kim Michelsen, mengingatkan, terlalu awal mengklaim kemenangan di Tikrit. Ia mengatakan, beberapa bagian masih dikuasai NIIS dan ada pekerjaan yang masih harus dituntaskan.
Selain membawa kebanggaan, keberhasilan pasukan Pemerintah Irak merebut kembali Tikrit dari tangan NIIS menyadarkan banyak kalangan, baik di Irak maupun di negara-negara lain, bahwa NIIS dapat dikalahkan.
Sebelum ini, ada persepsi bahwa NIIS sangat hebat dan tidak dapat dikalahkan. Di Irak, seakan-akan pergerakan maju milisi NIIS tidak bisa dihalangi. Setelah menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, Juni tahun lalu, milisi NIIS pun bergerak ke selatan dan menguasai Tikrit, kampung kelahiran mantan Presiden Irak Saddam Hussein, yang terletak 130 kilometer di utara Baghdad.
Serangan ke Tikrit mulai dilaksanakan pasukan Pemerintah Irak pada 2 Maret. Pasukan Irak dibantu oleh milisi Syiah yang didukung Iran. Pejabat Iran pun membantu mengoordinasi serangan. Sejak awal, Pemerintah Irak telah memperkirakan bahwa upaya merebut kembali Tikrit akan memakan waktu. Dengan bantuan pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat dan Perancis yang mengebom target NIIS di Tikrit, sejak 25 Maret, akhirnya NIIS bisa ditaklukkan.
Jangan membayangkan bahwa kota Tikrit bisa langsung digunakan kembali. Parahnya tingkat kerusakan serta banyaknya ancaman bom dan jebakan ranjau yang ditinggalkan milisi NIIS membuat pasukan Irak harus bekerja keras melakukan pembersihan.
Kita berharap, keberhasilan merebut kembali Tikrit dari tangan milisi NIIS akan membuat pasukan Pemerintah Irak lebih percaya diri serta bersemangat dalam menyerang dan mengusir milisi NIIS dari Mosul. Mengalahkan milisi NIIS memang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Akhirnya NIIS Didepak dari Tikrit".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar