Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 22 Mei 2015

TAJUK RENCANA: Akhirnya Warga Rohingya Ditampung (Kompas)

Pertimbangan kemanusiaan membuat Malaysia dan Indonesia akhirnya sepakat untuk menampung sementara pengungsi Rohingya.

Keputusan itu diambil dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman dan Menlu Retno Marsudi di Putrajaya, Malaysia, Rabu (20/5). Keduanya sepakat tak akan mengusir kapal yang digunakan pengungsi. Mereka juga sepakat untuk memberi pengungsi tempat penampungan sementara. Proses pemukiman kembali dan pemulangan akan dilakukan dalam waktu satu tahun oleh masyarakat internasional.

Berbeda dengan Malaysia dan Indonesia, Thailand tidak bersedia memberikan penampungan sementara kepada pengungsi Rohingya. Namun, Menlu Thailand Tanasak Patimapragorn menegaskan, keputusan itu diambil karena Thailand sudah kewalahan mengurus puluhan ribu pengungsi yang masuk lewat perbatasan dengan Myanmar.

Semula Malaysia dan Indonesia mengusir kapal pengungsi Rohingya keluar dari wilayah mereka karena tidak dapat menerima sikap lepas tangan Myanmar terhadap warga Rohingya yang mengungsi keluar dari negaranya. Tindakan itu sempat mengundang kecaman internasional. Namun, karena pertimbangan kemanusiaan, Malaysia dan Indonesia memilih mengubah kebijakannya. Sambil membujuk agar Myanmar ikut bertanggung jawab, Malaysia dan Indonesia pun meminta bantuan masyarakat internasional untuk mencarikan jalan keluar, termasuk mencari permukiman baru di negara ketiga, atau memulangkan mereka kembali ke negara asalnya.

Kita juga mengingatkan bahwa soal imigran gelap itu bukan hanya dihadapi negara-negara Asia, melainkan juga negara-negara Eropa. Mengusir mereka bukanlah pilihan, atau bahkan jalan keluar. Mereka umumnya pergi karena keadaan di dalam negeri negara asalnya membuat mereka tidak melihat adanya harapan. Mereka meninggalkan negara asalnya untuk meraih kehidupan yang lebih baik walaupun tahu bahaya mengancam sepanjang perjalanan. Banyak yang berhasil tiba di negara tujuan, tetapi banyak pula yang gagal, terdampar, atau bahkan tewas karena perahu yang mereka tumpangi tenggelam.

Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1990-an pernah menyediakan salah satu pulau, yakni Pulau Galang, untuk dijadikan tempat penampungan sementara pengungsi asal Vietnam dan Kamboja. Dan, atas bantuan masyarakat internasional, yang dikoordinasikan UNHCR (Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi), akhirnya semua pengungsi yang ditampung sementara di Pulau Galang itu berhasil dicarikan permukiman baru di negara ketiga. Berdasarkan pengalaman itulah, kita berharap kali ini pun, atas pertimbangan kemanusiaan, Indonesia kembali mengulang perannya. Namun, seperti di masa lalu, bantuan masyarakat internasional pun sangat diperlukan untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan itu.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Mei 2015, di halaman 6 dengan judul "Akhirnya Warga Rohingya Ditampung".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger