Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 15 Juni 2015

TAJUK RENCANA: Bersiap Hadapi Bulan Puasa (Kompas)

Pertengahan pekan ini rakyat Indonesia kembali menyambut bulan puasa, bulan yang selalu dinantikan kedatangannya tiap tahun.

Pada bulan puasa biasanya sebagian besar masyarakat akan menyiapkan segala sesuatunya secara khusus, termasuk menyiapkan hidangan untuk ibadah puasa.

Tradisi menyediakan makanan khusus selama bulan puasa sebenarnya bukan hanya milik masyarakat Muslim Indonesia, melainkan juga terjadi di sejumlah negara.

Tidak mengherankan apabila kebutuhan bahan pangan akan meningkat dibandingkan dengan hari biasa. Puncaknya adalah pada saat merayakan Idul Fitri.

Menjadi kewajiban pemerintah menyediakan bahan pangan secara cukup di pasar sehingga masyarakat dapat mengakses dengan mudah. Di dalamnya termasuk jumlah yang cukup, harga terjangkau, dan kualitas terjaga.

Pemerintah telah berupaya agar tersedia cukup bahan pangan di pasar. Tidak kurang dari Presiden Joko Widodo sendiri memimpin rapat kabinet untuk memastikan pangan cukup tersedia saat bulan puasa dan Lebaran.

Pangan yang cukup selama bulan puasa berarti memastikan masyarakat dapat mengakses pangan berkualitas secara mudah. Ketersediaan pangan secara cukup juga penting untuk mengendalikan inflasi. Inflasi saat ini menjadi faktor risiko bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika inflasi melaju melebihi harapan, investor boleh jadi akan menghindari Indonesia. Biaya bunga obligasi akan menjadi lebih mahal. Apalagi ada ekspektasi mendapat hasil lebih baik di negara lain.

Bukan hanya harus dapat mengontrol inflasi melalui penyediaan dan distribusi pangan yang cukup, pemerintah juga dituntut dapat mengendalikan nilai tukar rupiah.

Nilai tukar yang bergejolak merepotkan pelaku usaha. Terus merosotnya nilai tukar menyebabkan industri yang bahan bakunya sebagian besar impor dan pasarnya di dalam negeri mengalami kesulitan. Sudah lebih dari 40.000 karyawan industri alas kaki dan tekstil mengalami pemutusan hubungan kerja sejak Januari hingga Mei 2015.

Menjelang bulan puasa, pemerintah sebaiknya menjaga kedua hal tersebut.

Untuk sebagian besar masyarakat, Lebaran adalah hari paling dinantikan dalam setahun. Bagi rakyat berpenghasilan menengah-bawah, momen ini juga digunakan untuk memiliki pakaian baru dan menyantap hidangan istimewa. Kegembiraan mereka yang datang setahun sekali jangan sampai berkurang karena dibayangi kekhawatiran harga pangan mahal, apalagi sampai mengalami PHK.

Lebih jauh lagi, jangan sampai terjadi ekses lebih lanjut, antara lain meningkatnya angka kriminalitas yang akan semakin menambah beban bagi rakyat.

Para pembantu Presiden harus dapat bekerja dalam koordinasi, memiliki prioritas, dan bekerja dengan hasil nyata. Selama sebulan ke depan merupakan saat menguji apakah para pembantu Presiden dapat memenuhi segala janji kepada rakyat.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Juni 2015, di halaman 6 dengan judul "Bersiap Hadapi Bulan Puasa".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger