Kereta api Medan-Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, adalah kebanggaan Kota Medan. Inilah kereta pertama di Indonesia yang melayani langsung sampai ke bandara, nyaman, dan tepat waktu.
Dalam perjalanan ke arah bandara, calon penumpang langsung turun di area bandara dan mudah menuju tempat pendaftaran penumpang. Namun, untuk arah sebaliknya, yang menuju Medan, kondisinya memprihatinkan.
Begitu keluar dari stasiun, di Jalan Jawa, penumpang langsung disambut suasana khas Medan: semrawut. Kerumunan sopir taksi dan pengemudi becak bermotor langsung mendatangi penumpang dan menawarkan jasa. Namun, taksi yang boleh beroperasi di area kedatangan menggunakan sistem borongan, bukan argometer. Umumnya taksi tanpa AC dan sopirnya tidak ramah.
Setiap menggunakan jasa KA bandara, setiba di Medan, saya harus menyeberang jalan menuju Center Point, salah satu pusat perbelanjaan persis di seberang stasiun, untuk mendapatkan taksi berargometer, bersih, dan nyaman.
Bagi penumpang yang membawa koper sedikit mungkin tidak masalah menyeberang, tetapi bagaimana jika membawa koper banyak atau mengajak anak kecil?
Sangat diharapkan pihak pengelola KA bandara segera membenahi masalah ini sehingga kenyamanan menggunakan KA dari bandara tidak hilang begitu tiba di stasiun.
PANGERAN TOBA P HASIBUAN, SEI BENGAWAN, MEDAN 20121
Bukan Komposisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komposisi, antara lain, berarti susunan. Istilah komposisi umum dipakai dalam musik, tetapi bisa juga untuk menganalisis data perbankan.
Dalam konteks perbankan, ihwal komposisi atau struktur dana pihak ketiga (DPK) menunjuk pada perubahan periodik dari komponen-komponen DPK, yaitu deposito, tabungan, dan giro. Komponen-komponen tersebut dinyatakan dalam persentase total (100 persen) DPK.
Maka, judul "Komposisi Deposito Meningkat" (Kompas, 20/7) kurang tepat. Judul bisa diubah menjadi "Porsi Deposito Meningkat" atau "Komponen Deposito Meningkat".
Total komposisi tidak pernah meningkat atau menurun karena selalu 100 persen. Namun, persentase deposito/tabungan/giro dalam komposisi DPK dapat berubah tergantung kebijakan bank, perbankan, dan ekonomi.
WIM K LIYONO, JL SURYA BARAT, KEDOYA UTARA, KEBON JERUK, JAKARTA BARAT
Teror SMS
Nomor seluler mertua saya sebulan ini diteror SMS dengan nama pengirim c4des. SMS berasal dari Telkom Speedy Korporat. SMS masuk tanpa henti sehingga sangat mengganggu.
Isi SMS berupa tiket pelaporan komplain atas gangguan internet yang terjadi kepada pelanggan Korporat Telkom dan data teknisi yang dikirim.
Mertua saya bukan pegawai Telkom dan bukan pelanggan Korporat Telkom. Mengapa nomor seluler mertua saya masuk ke dalam sistem mereka?
Saya sudah dua kali menelepon layanan pelanggan Telkom Speedy Korporat dan petugas menjawab akan meneruskan laporan ke bagian terkait. Namun, sampai hari ini, SMS masih masuk ke nomor 08119822xx.
SIMON SIMONELCO, PANTAI INDAH KAPUK,JAKARTA UTARA
Penagih Utang Mengintimidasi
Tanggal 14 Juli 2015, seorang debt collector (penagih utang) menelepon ke rumah saya. Ia memaksa saya memberikan alamat adik laki-laki saya yang katanya mempunyai tunggakan di BNI Card Center. Ia juga meminta saya melunasi tagihan kartu kredit adik saya.
Dengan kasar ia mengatakan, tagihan adik saya adalah tanggung jawab saya karena masih keluarga. Akhirnya dia mengancam akan datang ke rumah.
Saya langsung melapor ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mendapat jawaban bahwa itu bukan tanggung jawab saya. Saya diminta membuat laporan tertulis dan menyampaikannya ke BNI Card Center. Hal itu langsung saya lakukan, 14 Juli, dengan kode laporan SR#.21_901020099, dengan Sdri Restu.
Namun, keesokan harinya, penagih utang tersebut masih menelepon, diangkat oleh istri saya. Ia kembali mengintimidasi dan menanyakan nomor HP saya.
Saya melapor lagi ke BNI Card Center, 15 Juli, dengan kode laporan SR:1-901526905, dengan Sdr Samuel.
Saya juga menerima e-mail dari OJK yang menyarankan untuk melapor ke Bank Indonesia dan sudah saya laksanakan.
Ternyata penagih utang itu beralih meneror ayah saya yang berusia 73 tahun dan keluarga adik perempuan saya.
NG FREDY, KELURAHAN KAPUK, CENGKARENG
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Juli 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat kepada Redaksi ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar