Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 24 Juli 2015

‎Taman Pancasila Karanganyar Tidak Ramah Lingkungan//Kelonggaran Parkir//DKI Rugikan Warga//Bahasa Jerman (Surat Pembaca Kompas)

Taman Pancasila Karanganyar Tidak Ramah Lingkungan

Letak taman ini di pusat kota Karanganyar, Jawa Tengah: sangat strategis dan tepat di depan rumah dinas bupati. Di tengahnya berdiri monumen Pancasila. Di sekeliling taman tersua kantor pos, bank, rumah makan, dan toko-toko.

Pada siang hari taman ini tempat bersosialisasi warga Karanganyar dan sekitarnya. Pada sore dan malam pedagang kaki lima berjualan. Taman ini sudah beberapa kali direnovasi. Sebelum itu kondisinya cukup baik: penuh dengan pohon besar rindang, berkursi taman, dan tempat anak bermain. Asri dan menyejukkan.

Sekarang lain. Beberapa pohon besar yang masih sehat ditebang. Sebagian besar permukaan tanah ditutup dengan campuran semen pasir yang dikeraskan. Sebagian ditutup dengan keramik. Hanya sedikit tanah tersisa yang terbuka di sekitar pohon. Air hujan tak terserap, mengalir begitu saja keluar dari taman. Maka, pepohonan tak dapat tumbuh optimal dan merana.

Keramik merupakan bahan penutup lantai yang tak tahan benturan, biasanya digunakan di ruang tertutup, bukan di ruang terbuka. Karena itu, keramik di sana sekarang banyak yang rusak/pecah. Sering ditambal sulam. Di taman tidak dibuatkan sistem saluran pembuangan atau peresapan air. Memberi kesan proyek asal jadi.

Selamatkan Taman Pancasila!

RAUYAN MARTOAMIDJOJO, MANTAN DOSEN PERTAMANAN, FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR, UNS


Kelonggaran Parkir

Kami dukung penertiban parkir yang dilakukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Jalan jadi tak macet dan teratur. Penertiban dilakukan terhadap pedagang kaki lima, parkir liar, bangunan, dan perumahan liar.

Namun, ada hal yang sulit dilakukan: parkir pada acara keagamaan. Kami usulkan supaya pada jam-jam tertentu hari-hari keagamaan diberi kelonggaran parkir: pada Jumat siang untuk masjid dan sekitarnya, pada Minggu untuk gereja dan sekitarnya. Pada hari-hari tertentu untuk wihara dan tempat beribadah lainnya. Biasanya di masjid dan gereja tidak tersedia tempat parkir yang cukup.

Supaya yang beribadah tenang, mohon mereka tidak ditilang karena mengambil badan jalan untuk parkir.

F PUDIYANTO, JALAN MANDOLIN, KELAPA GADING, JAKARTA UTARA


DKI Rugikan Warga

Kami adalah warga yang dirugikan proyek Pemda DKI—dalam hal ini Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan—yang terletak di bilangan Semanan Kopti, Kalideres. Kami merasa tidak dianggap oleh Pemda DKI.

Kami sudah tiga kali mengirim surat kepada gubernur; wakil gubernur; wali kota Jakarta Barat; dan kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan DKI. Namun, kami belum pernah mendapat tanggapan untuk menyelesaikan kasus ini.

Persoalannya, di dalam area proyek itu ada sebidang tanah kami seluas 358 meter persegi yang sengaja ditembok tinggi dan diberi fondasi sehingga kami tak lagi dapat memanfaatkan lahan tersebut. Hal itu sudah lima tahun berlangsung.

MAHYUDIN

KETAPANG, CIPONDOH,

TANGERANG, BANTEN

Bahasa Jerman

Pada rubrik Olahraga tentang pindahnya pemain FC Bayern Muenchen, Bastian Schweinsteiger, ke klub Inggris, Manchester United, dituliskan julukan bagi pemain ini sebagai Fusball Gott. Dalam bahasa Jerman dituliskan Fussball Gott dengan dua hurufs, pengganti huruf aslinya dengan simbol beta (Yunani). Saya sering menemui beberapa kesalahan penulisan bahasa Jerman dalam pemberitaan Kompas.

RICARDO PASARIBU, WONOREJO I/39-A, SURABAYA

Redaksi:

Saran Saudara kami perhatikan. Terima kasih.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Juli 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger