Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 30 September 2015

TAJUK RENCANA: Media Sosial, Kekuatan Perubahan (Kompas)

Pengakuan Perdana Menteri India Narendra Modi tentang kekuatan media sosial, terutama bagi para pemegang kekuasaan, amatlah menarik.

Narendra Modi, seperti yang diberitakan harian ini kemarin, mengingatkan para pemimpin dunia bahwa mereka tidak akan berhasil kalau menjauhkan diri dari media sosial. Sebab, dengan memanfaatkan media sosial, pemimpin mempunyai kesempatan mencari tahu seberapa jauh pemerintahan yang dijalankan sudah sesuai dengan rencana atau belum.

Dari pengalaman yang ada—katakanlah revolusi Arab Spring—terbukti jelas bahwa media sosial merupakan alat pembebasan dan pemberdayaan. Dengan media sosial, gerakan yang dimotori oleh kaum muda, kaum terdidik, dan kaum pembaru tersebar ke seluruh penjuru negara, bahkan dunia. Dan, puncaknya, gerakan itu menjatuhkan pemimpin yang sudah tidak lagi dianggap mampu mewujudkan aspirasi rakyat, yang dianggap meninggalkan rakyat, yang dianggap lebih mementingkan diri dan kelompoknya ketimbang kepentingan rakyat.

Dengan kata lain, media sosial—sebut saja misalnya Twitter, Youtube, dan Facebok—tidak hanya memainkan peran penting, tetapi juga instrumental. Modi mengalami hal itu. Kemenangan Modi dengan Partai Bharatiya Janata dalam pemilu Lok Sabha 2014 tidak terlepas dari perang media sosial. Bagaimana tim kampanyenya mampu mem-brandingModi dari tokoh lokal, regional (Gujarat), menjadi tokoh nasional.

Dengan media sosial, tim kampanye mampu "menjual" Modi kepada para calon pemilih: kaum muda dan penduduk perkotaan. Jumlah pemilih muda yang baru pertama kali memiliki hak pilih waktu itu hampir 150 juta orang. Tim kampanye menampilkan Modi, yang tercoreng namanya karena kerusuhan anti Muslim di Gujarat pada 2002, sebagai orang yang jujur dan pekerja keras dan akan mampu membawa India ke zaman yang lebih cerah.

Seperti sudah kita sebut di atas, media sosial tidak hanya memainkan peran penting, tetapi juga instrumental, mulai dari memobilisasi para pemilih muda—ini terjadi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat—hingga kekuatan dan alat revolusi Arab Spring. Dari apa yang terjadi di banyak belahan dunia, kita bisa mengatakan bahwa media sosial adalah salah satu lompatan global teramat penting dalam sejarah umat manusia. Mengapa demikian? Media sosial memungkinkan pembentukan jaringan secara cepat dan menghubungkan satu orang dengan orang lain, ide-ide, dan nilai mereka yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Intinya adalah komunikasi. Kepemimpinan tidak lepas dari komunikasi. Tanpa komunikasi yang baik antara pemimpin dan yang dipimpin, niscaya tidak akan pernah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.

Sudahkah hal itu terjadi di negeri ini?

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2015, di halaman 6 dengan judul "Media Sosial, Kekuatan Perubahan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger