Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 31 Desember 2015

TAJUK RENCANA: Langkah Kompromi Iran (Kompas)

Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi mengonfirmasi pengiriman 11 ton uranium yang diperkaya ke Rusia sesuai kesepakatan Juli.

Pengiriman itu seolah membayar lunas keraguan masyarakat internasional terhadap Iran dan gambling yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Mengomentari pengapalan uranium Iran untuk dikirim ke Rusia, Senin lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan, langkah itu sangat signifikan untuk memenuhi komitmen Iran.

Kesepakatan nuklir terkait Iran ditandai dengan diadopsinya Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA) yang ditandatangani AS, Rusia, Inggris, Tiongkok, Perancis, dan Jerman. Di bawah payung JCPOA, sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran dicabut.

Kompensasinya, Iran menerima pembatasan jangka panjang semua program nuklirnya. Berdasarkan kesepakatan ini, Iran hanya dibolehkan memiliki 300 kilogram uranium yang diperkaya pada tingkat rendah dan mencopot dua pertiga alat sentrifugal yang terpasang. Jika memenuhi semua komitmen itu, Iran tak akan lagi menjadi bagian dari negara nuklir. Iran hanya memiliki sedikit bahan bakar nuklir dan tidak memungkinkannya membuat persenjataan nuklir.

Kita memuji langkah Iran. Sebagai negara besar di kawasan Timur Tengah dan punya sejarah panjang, selama ini Iran ingin tampil dominan. Dengan hampir seluruh penduduk menganut paham Syiah, Iran menjadi satu-satunya negara di kawasan itu yang secara langsung berhadapan dengan kelompok radikal Sunni. Kehadiran Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) membuat Iran makin kerepotan. Tidak heran jika Iran harus berdamai dengan Barat yang juga merasa direpotkan oleh hadirnya NIIS. Di titik inilah, Iran mau bersepakat dengan Barat.

Menghadapi ancaman di depan mata bagi Iran lebih penting daripada berkonfrontasi dengan Barat. Sanksi PBB dan Barat selama ini membuat ekonomi Iran tidak berkembang optimal. Kehadiran Iran di kawasan mana pun di dunia selalu mendatangkan kecurigaan. Perubahan pola hubungan internasional Iran juga sejalan dengan Musim Semi Arab, yang secara perlahan tetapi pasti mulai mengubah peta politik di kawasan Timur Tengah. Musim Semi Arab ini juga mengkhawatirkan para pemimpin Iran untuk tetap mempertahankan dominasi di kawasan.

Namun, terlepas dari apa pun alasan Iran untuk mengurangi pengayaan nuklirnya, kita menyambut gembira. Iran sebagai negara besar di kawasan, baik dari jumlah penduduk maupun wilayah, bisa tetap tampil dominan jika perekonomian negaranya berkembang baik. Selain dalam politik, kita berharap Iran mau mengalihkan kemampuan teknologi nuklir yang sudah dikuasai untuk kesejahteraan warganya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Desember 2015, di halaman 6 dengan judul "Langkah Kompromi Iran".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger