Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 11 Februari 2016

TAJUK RENCANA: Inggris Bisa Dibanjiri Pengungsi (Kompas)

Kubu pro dan anti Uni Eropa berhadap-hadapan kembali, Selasa (9/2), menyusul pernyataan juru bicara Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Juru bicara Cameron itu menyatakan, jika Inggris keluar dari UE, perjanjian bilateral kerja sama pengamanan perbatasan antara Inggris dan Perancis akan berakhir. Dan, jika itu terjadi, para pengungsi akan mudah memasuki Inggris untuk mencari suaka.

Ancaman itu sengaja dilontarkan juru bicara Cameron menjelang Pertemuan Puncak UE di Brussels, Belgia, pekan depan. Itu dilakukan agar rakyat Inggris mempertimbangkan kembali keinginannya untuk keluar dari UE.

Dalam pertemuan di Brussels itu, UE akan meminta persetujuan dari semua anggota atas proposal hasil negosiasi UE-Inggris. Ada empat hal yang diusulkan Inggris untuk direformasi, yakni soal migran Eropa, kedaulatan parlemen nasional, mata uang non euro, dan integrasi Inggris-UE.

Jika keempat hal yang diusulkan untuk direformasi itu disepakati UE, PM Cameron akan membujuk rakyat Inggris untuk mempertimbangkan kembali keinginan mereka untuk keluar dari UE.

Belum diketahui apakah UE mau menyetujui keempat hal yang ingin direformasi Inggris itu. Mengingat mantan PM Portugal Jose Manuel Barroso, yang menjabat sebagai Presiden Komisi Eropa (2004-2010), mengatakan, "Bukan hanya Inggris yang peduli terhadap kedaulatannya, kami semua juga ingin hak-hak negara kami dihormati." Ia menyebutkan, apa yang diminta Inggris itu akan membawa perubahan yang substansial di Eropa.

Soal ancaman yang menyatakan jika keluar dari UE, Inggris akan dibanjiri pengungsi, disebut kubu anti UE sebagai upaya juru bicara Cameron menyebarkan ketakutan. Namun, sesungguhnya, ancaman yang dilontarkan juru bicara Cameron itu bukanlah ancaman kosong.

Kepala Daerah Wilayah Utara Perancis Xavier Bertrand mengatakan, bagi Perancis, jika perjanjian itu diakhiri, akan lebih memudahkan karena tidak perlu lagi memikirkan "risiko bagi Inggris". "Jika Inggris keluar dari UE, secara otomatis mereka harus mengurus sendiri perbatasannya. Ini titik awal yang baru," ujar Bertrand.

Masalah pengungsi memang merupakan hal yang sensitif bagi rakyat Inggris, menyusul masuknya 1,2 juta pengungsi asal Suriah dan Afganistan ke Eropa. Jika para pengungsi ini membanjiri Inggris, tentunya Inggris akan kewalahan menghadapinya.

Akan tetapi, Inggris harus menyadari bahwa jika keluar dari UE, tempat negara itu bergabung selama 42 tahun, masalah pengungsi adalah masalah yang kecil apabila dibandingkan dengan gejolak yang diakibatkan oleh keluarnya Inggris dari UE. Baik bagi Inggris sendiri maupun bagi Eropa secara keseluruhan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Inggris Bisa Dibanjiri Pengungsi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger