Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 29 April 2016

TAJUK RENCANA: Keresahan atas Penembakan Misterius (Kompas)

Upaya penyingkapan perlu segera dilakukan atas rangkaian penembakan di Magelang dan penyayatan di Yogyakarta yang meresahkan masyarakat.

Masih menjadi teka-teki, siapa otak dan pelaku penembakan di Magelang, Jawa Tengah, dan aksi penyayatan di Kotagede, Yogyakarta. Keresahan dikhawatirkan akan berkepanjangan jika kedua rangkaian kasus tersebut tidak segera dibongkar. Tentu menjadi tantangan aparat keamanan dan para pemangku kepentingan yang lain, bagaimana menemukan segera otak serta pelaku kejahatan yang beraksi sekitar tiga pekan ini di Magelang dan Yogyakarta.

Pihak kepolisian, seperti ditegaskan Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, sedang mengejar pelaku. Juga menjadi prioritas kepolisian untuk mengetahui motif penembakan dan penyayatan yang dilakukan para penjahat. Pertanyaan tentang motif penembakan dan penyayatan menjadi semakin menarik antara lain karena semua korban terdiri atas perempuan berusia muda yang berlatar belakang pelajar, mahasiswa, dan karyawan.

Secara lebih spesifik, delapan perempuan yang menjadi korban penembakan pada 6-20 April di Magelang berusia 20-34 tahun, dan tiga korban penyayatan pada 25 April di Kotagede berusia 12-18 tahun. Dilihat dari perspektif jender ataupun rentangan usia, tidak sedikit orang berspekulasi tentang kemungkinan keterkaitan atas kasus penembakan di Magelang dan penyayatan di Kotagede.

Terlepas dari kemungkinan keterkaitan atau tidak, dampak dari rangkaian kasus penembakan misterius di Magelang dan penyayatan di Kotagede tidak hanya menciptakan rasa takut yang mendalam pada korban langsung dan keluarganya, tetapi juga meresahkan masyarakat luas. Namun, jangan-jangan itu pulalah yang diinginkan oleh otak dan para pelaku penembakan dan penyayatan. Suasana tenang dan nyaman di kalangan masyarakat hendak diganggu untuk menciptakan kekacauan.

Bahaya lebih besar bisa saja muncul jika kejahatan ini tidak segera diungkapkan dan dipatahkan. Bukan tidak mungkin pula ada pihak yang tergoda bermain di air keruh. Keresahan yang diciptakan oleh kasus penembakan dan penyayatan sangatlah serius dan tidak bisa dianggap enteng. Kegagalan menyingkapkan kasus penembakan dan penyayatan ini dikhawatirkan akan mendorong pelaku kejahatan terus mengulangi perbuatannya.

Secara sosiologis, kasus penembakan di Magelang dan penyayatan di Kotagede menjadi kajian menarik jika dikaitkan dengan fenomena kekerasan yang silih berganti dalam beberapa tahun terakhir di sejumlah wilayah Indonesia, seperti kasus pembunuhan atas tudingan dukun santet, serangan topeng ninja, dan begal sepeda motor.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 April 2016, di halaman 6 dengan judul "Keresahan atas Penembakan Misterius".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger