Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 17 Mei 2016

TAJUK RENCANA: Gerakan Voluntarisme (Kompas)

Di tengah kemampatan politik dan perilaku partai politik yang terlalu berorientasi kekuasaan, di Indonesia muncul gerakan berbasis kesukarelawanan.

Gerakan ini sebenarnya sudah menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Seperti dikutip harian ini, Senin (16/5), pada era prakemerdekaan muncul gerakan Budi Utomo 1908 dan kemudian Sumpah Pemuda 1928. Pada era yang lebih kontemporer muncul Tim Relawan untuk Kemanusiaan tahun 1998 dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang selanjutnya menjelma menjadi lembaga swadaya masyarakat. Kemudian muncul Kawal Pemilu (2014), gerakan sosial untuk mengawal proses penghitungan suara hasil pemilu dengan tokoh Ainun Najib.

Kita bisa tambah lagi daftar gerakan voluntarisme di Indonesia. Ada Indonesia Mengajar yang diprakarsai Anies Baswedan, ada juga gerakan turun tangan. Dalam situs turuntangan.org tergabung berbagai gerakan, seperti bebas asap, bangun Jakarta, rumah belajar, delta api, dan beberapa grup sukarelawan lain. Mereka yang bergabung kadang tidak saling mengenal secara fisik, tetapi dipersatukan oleh kesamaan visi melalui teknologi komunikasi. Di wilayah politik muncul sukarelawan seperti Relawan Jokowi, Teman Ahok, dan Jogja Independent (Joint).

Voluntarisme adalah gerakan untuk membantu kelompok masyarakat. Dalam sebuah studi yang dilakukan John Hopkins Center of Civil Society Studies 2011, hampir 140 juta orang di 37 negara terlibat dalam kegiatan aksi sosial setiap tahunnya. Voluntarisme telah menjadi gerakan kesukarelawanan yang punya kecenderungan untuk terus membesar. Kampanye membaca, kampanye bersih lingkungan, kadang dilakukan oleh kelompok-kelompok sukarelawan. Isu yang diambil tidak pernah terpantau oleh partai politik.

Munculnya voluntarisme memberikan harapan asal tak punya pamrih politik. Voluntarisme harus menjadi tempat orang baik untuk turun tangan membuat Indonesia menjadi lebih baik, sesuai dengan bidang yang dipahaminya. Sumbangsih keahlian serta pengalaman untuk membantu masyarakat, atau sering disebut skill anthropi, seperti Bankers without Borders (BwB) yang diprakarsai Grameen Foundation, ditujukan untuk memberantas kemiskinan.

Tumbuh berkembangnya gerakan kesukarelawanan sosial bisa menjadi faktor pendorong partai politik dan pemerintah untuk ikut berbenah diri jika tak ingin ditinggal. Kita meyakini gerakan ini bisa membangkitkan kesadaran baru warga negara yang berada dalam zona nyaman untuk berbuat bagi negeri dalam langkah nyata dan konkret serta punya dampak langsung bagi kehidupan masyarakat. Perubahan zaman yang harus diantisipasi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Mei 2016, di halaman 6 dengan judul "Gerakan Voluntarisme".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger