Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 30 Mei 2016

TAJUK RENCANA: Mungkinkah Dunia Bebas Nuklir (Kompas)

Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Hiroshima, Jepang, mengajak dunia bersatu untuk menghancurkan senjata nuklir dari muka bumi ini.

Ajakan Obama itu menjadi penting karena diucapkan, Jumat (27/5), di lokasi serangan bom atom AS di Hiroshima. Hiroshima merupakan kota pertama di dunia yang menjadi sasaran dari bom atom yang dilepaskan dari pesawat pengebom AS, hampir 71 tahun lalu. Kota Hiroshima dan Nagasaki menjadi saksi atas betapa dahsyat dan mematikannya bom atom. Itu pula sebabnya, kata-kata Obama pada akhir kunjungannya di Hiroshima sangat tepat, "Tragedi ini tidak boleh berulang."

Senjata nuklir memang harus dilenyapkan dari muka bumi. Upaya ke arah itu sudah lama dilakukan, terutama setelah berakhirnya Perang Dingin (1947-1991). Pada masa Perang Dingin, negara-negara Barat dan Timur menimbun senjata nuklir untuk memastikan bahwa kedua belah pihak sama-sama yakin mereka dapat saling menghancurkan (mutual assured destruction).

Senjata nuklir yang ditimbun itu sedemikian banyak sehingga sanggup menghancurkan dunia berkali-kali. Namun, melenyapkan senjata nuklir itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hingga kini, 25 tahun setelah Perang Dingin berakhir, hal itu masih terus diupayakan. Daya hancurnya yang dahsyat dan mematikan membuat masih banyak negara yang ingin memilikinya.

Persoalannya, tenaga nuklir juga digunakan untuk tujuan damai, seperti menjadi tenaga penggerak generator pembangkit tenaga listrik atau menjadi tenaga penggerak kapal-kapal perang, baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Seandainya salah satu negara menguasai teknologinya, uranium yang digunakan untuk tujuan damai itu dapat diperkaya untuk dijadikan senjata nuklir.

Jika Obama bersungguh-sungguh dengan ajakannya, tentu perlu dicarikan cara atau jaminan agar negara-negara yang hingga kini masih memiliki senjata nuklir mau memusnahkannya agar bumi bebas dari senjata nuklir. Sekali lagi kita ingatkan hal itu sungguh tidak mudah. Selalu akan muncul pertanyaan, siapa yang harus memeriksa, apakah PBB seperti selama ini? Haruskah semua negara diperiksa? Bagaimana jika ada yang tidak mau diperiksa? Atau, bagaimana jika ada suatu negara tertentu yang tidak memusnahkannya?

Apalagi, selama ini, Angkatan Laut AS sendiri memberlakukan kebijakan tidak mengakui ataupun tidak membantah (neither cofirm nor deny) jika ditanya apakah kapal itu menggunakan tenaga nuklir, atau membawa senjata nuklir atau tidak.

Akan tetapi, semua itu jangan membuat ajakan Obama dibiarkan berlalu begitu saja. Senjata nuklir mungkin memang tidak dapat dimusnahkan. Namun, jika keinginan untuk tidak menggunakan senjata nuklir itu dipertahankan, seperti yang telah dilakukan selama 71 tahun terakhir, itu sudah cukup baik karena kita sudah melihat akibat yang ditimbulkannya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Mei 2016, di halaman 6 dengan judul "Mungkinkah Dunia Bebas Nuklir".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger