Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 30 Mei 2016

TAJUK RENCANA: Peran sebagai Pelopor (Kompas)

Indonesia ingin mengambil posisi sebagai pelopor stabilitas politik dan kesejahteraan ekonomi di Asia di tengah potensi konflik kawasan.

Keinginan menjadi motor Asia dan dunia yang damai dan sejahtera itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-7 di Ise-Shima, Jepang, pekan lalu.

Pernyataan Presiden tersebut berada dalam konteks situasi global saat ini ketika kutub-kutub kekuatan politik dan militer terbagi ke beberapa kawasan. Asia disebut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi abad ini dengan Tiongkok, India, dan ASEAN sebagai pusat-pusat utama. Eropa dan Amerika dianggap kekuatan abad lalu. Akan tetapi, Asia juga menyimpan potensi konflik bersenjata di Laut Tiongkok Selatan dan Semenanjung Korea.

Indonesia sering menjadi contoh negara yang berhasil melalui berbagai tantangan dengan baik. Sejak melalui krisis keuangan Asia pada 1998, Indonesia sekaligus berhasil bertransformasi menjadi negara demokrasi dengan mulus terhindar dari pertarungan antarkelompok suku dan agama seperti terjadi saat ini di beberapa negara Afrika dan Timur Tengah.

Indonesia terbukti berhasil menjaga stabilitas politiknya melalui tiga kali pemilihan presiden langsung. Meskipun pada sisi lain pertumbuhan ekonomi tidak setinggi yang diproyeksikan, Indonesia dianggap lebih berhasil dibandingkan dengan negara-negara lain sesama pengekspor komoditas.

Dengan modal tersebut, tidak berlebihan apabila Presiden Joko Widodo cukup percaya diri menawarkan peran sebagai motor terciptanya Asia dan dunia yang damai dan sejahtera. Peran sebagai motor itu didorong melalui, antara lain, masuknya investasi sebanyak-banyaknya di bidang infrastruktur dan perdagangan.

Namun, peran sebagai pelopor hanya dapat terwujud apabila Indonesia stabil di dalam negeri yang mensyaratkan pertumbuhan ekonomi berkualitas.

Pertumbuhan berkualitas menuntut kemakmuran dinikmati merata secara adil oleh seluruh rakyat, tidak ada yang boleh tertinggal; pangan tercukupi dalam jumlah, kualitas, dan mudah diakses masyarakat; pekerjaan yang berkualitas tersedia untuk semua tenaga kerja; tidak ada diskriminasi dan kekerasan dalam bentuk apa pun; serta indeks pembangunan manusia yang mencerminkan kualitas manusia terus membaik.

Hal ini semakin penting ketika pemerintah membuka diri terhadap investasi asing, manfaatnya pertama-tama adalah untuk rakyat Indonesia. Menjaga stabilitas dan meningkatkan kemakmuran di dalam negeri seperti tugas yang sudah seharusnya, tetapi itu prasyarat untuk menjadi pelopor di Asia dan dunia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Mei 2016, di halaman 6 dengan judul "Peran sebagai Pelopor".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger