Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 03 Juni 2016

TAJUK RENCANA: Sebuah Apresiasi untuk Indonesia (Kompas)

Apresiasi Perancis terhadap Indonesia karena dinilai memiliki peran unik dan signifikan untuk Palestina adalah sebuah catatan penting.

Kita katakan penting karena apresiasi tersebut merupakan bentuk pengakuan negara lain atas peran Indonesia dalam ikut mengupayakan perdamaian Palestina. Apresiasi itu juga merupakan pengakuan internasional terhadap diplomasi kita, politik luar negeri bebas aktif yang terus mengupayakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat konstitusi, "ikut menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia".

Terlepas dari apresiasi Perancis tersebut, rencana pelaksanaan konferensi perdamaian Palestina-Israel di Paris merupakan sebuah prakarsa yang pantas didukung. Konferensi, yang akan dilaksanakan paruh kedua 2016, mengingatkan kita semua, masyarakat internasional, bahwa masih ada persoalan besar yang belum diselesaikan.

Harus kita akui, sejak lima tahun terakhir proses perdamaian Palestina-Israel seperti terlupakan. Konflik Palestina-Israel seperti telah ditinggalkan masyarakat internasional, terkubur oleh perkembangan Timur Tengah yang demikian cepat sejak Arab Spring 2011.

Revolusi Musim Semi Arab tidak hanya menumbangkan para pemimpin otoriter di sejumlah negara, tetapi telah pula mengubah peta Timur Tengah. Revolusi juga telah menyebabkan konflik bersenjata berkepanjangan di sejumlah negara Timur Tengah, seperti Suriah dan Libya. Revolusi juga telah menyebabkan ribuan, ratusan ribu, dan bahkan jutaan orang menjadi pengungsi. Revolusi telah mengakibatkan munculnya bencana kemanusiaan tak terperi; konflik sektarian, dan munculnya kelompok-kelompok fundamentalis, radikal yang melanggar, menenggelamkan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan.

Dalam gelombang seperti itulah konflik Palestina-Israel berada. Sangat masuk akal kalau konflik Palestina-Israel seperti terlupakan. Usaha untuk membangun perdamaian pun tidak hanya terlihat samar seperti diselimuti kabut, tetapi benar-benar di tengah kabut tebal.

Padahal, konflik itu masih jauh dari selesai. Paling tidak ada empat masalah utama yang masih menjadi perintang terciptanya perdamaian antara Palestina dan Israel. Keempat masalah itu adalah perbatasan, pengungsi, keamanan, dan Jerusalem. Sekarang bahkan ditambah dengan masalah air. Selama persoalan itu tak terpecahkan, sulit rasanya tercipta perdamaian.

Akankah konferensi Paris melahirkan terobosan bagi perdamaian di Timur Tengah? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Di tengah pertanyaan itu, Indonesia berada dengan segala kemampuan, kelebihan, dan keterbatasannya mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dan, karena itu, Perancis mengapresiasi Indonesia. Kepercayaan negara lain itu menjadi modal yang sangat berharga bagi Indonesia untuk terus berkiprah melaksanakan politik luar negeri yang mendukung perdamaian.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Juni 2016, di halaman 6 dengan judul "Sebuah Apresiasi untuk Indonesia".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger