Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 05 Juli 2016

Antareja, Kami Bangga//Tanggapan Panitia SBMPTN 2016 (Surat Pembaca Kompas)

Antareja, Kami Bangga

Sebagai penggemar wayang, kami bahagia dan bangga membaca artikel di Kompas, 18 Mei 2016, bahwa Antareja bersama dengan cincin pusakanya, Mustikabumi, telah menembus Bumi Pertiwi, membangun terowongan transportasi massal cepat atau MRT Jakarta. Inilah tonggak sejarah transportasi publik dari Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Terima kasih Pak Jokowi, yang sudah memberikan nama yang sangat kultural Indonesia untuk mesin bor bawah tanah, peralatan utama yang menjadi tulang punggung proyek MRT. Antareja adalah salah satu tokoh wayang yang tidak ada dalam kisah asli Mahabharata, karena merupakan tambahan dari para pujangga Jawa. Ia anak Bima dari Dewi Nagagini, yang punya kesaktian menembus Bumi dengan Mustikabumi sebagai pusakanya.

Wayang sudah menjadi milik dunia, bukan lagi Indonesia, mengingat UNESCO sejak 7 November 2003 telah menetapkan wayang sebagai warisan budaya dunia.

Kami aktif mengikuti laju perkembangan MRT yang secara ajek dipublikasikan media massa termasuk Kompas. Namun, saat ini kami merasa ada yang "gothang", sedikit kurang lengkap. Kelahiran Antareja yang sudah delapan bulan melaksanakan tugas mahaberat, alangkah indahnya bila dibarengi dengan apresiasi keluhuran budaya wayang. Untuk itu kami memohon kepada Pak Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta, menyelenggarakan pergelaran wayang kulit dengan lakon Antareja.

Harapannya, selain melestarikan budaya bangsa, pergelaran wayang bisa menjadi sarana sosialisasi dan komunikasi dengan seluruh warga Jakarta dan sekitarnya, dan yang lebih penting lagi adalah memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar proyek MRT dapat terwujud.

Semoga Presiden Jokowi juga merestui dan berkenan menonton bareng dengan kami, rakyat jelata, sekadar "tombo ati" warga mengingat saban hari kami merasakan macetnya lalu lintas di sepanjang jalan lintasan MRT.

Kelak, ketika MRT yang kami nanti-nanti mulai beroperasi, kami juga berharap ada lagi gelaran wayang Indonesia, sekaligus penggunaan sosok Antareja sebagai "tetenger" dalam logo MRT. Dengan demikian, kita punya transportasi publik yang "Indonesia banget".

Terima kasih Kompas atas dimuatnya permohonan kami ini, yang semata-mata untuk mewujudkan salah satu sila Trisakti, yaitu "berkepribadian dalam kebudayaan".

ONANG SUNARYONO

Jl Teratai Blok B, Bintaro, Tangerang

Tanggapan Panitia SBMPTN 2016

Terkait surat pembaca di Kompas, Rabu (22/6), yang ditulis Saudara Ike Farida sebagai orangtua peserta SBMPTN 2016, kami sampaikan penjelasan berikut.

Kami telah menerima surat pengaduan yang bersangkutan pada 6 Juni 2016. Pengaduan kami tindaklanjuti dengan memeriksa personel panitia yang terlibat dalam pelaksanaan ujian tertulis SBMPTN di Ruang 18, Lantai 3, SMA Negeri 38, Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kami mengumpulkan semua keterangan yang relevan dari pihak terkait untuk menjamin tidak ada peserta SBMPTN yang dirugikan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kami dan investigasi panitia lokal Jakarta sebagai unit pengelola Ujian Tertulis SBMPTN 2016—dipimpin Universitas Negeri Jakarta dan beranggotakan Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, dan UPN Veteran Jakarta—disimpulkan bahwa apa yang disampaikan Saudara Ike Farida adalah tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Surat jawaban atas laporan pengaduan terkait dugaan keterlambatan ujian tertulis SBMPTN 2016, yang berisi penjelasan rinci sekaligus bantahan panitia, telah disampaikan kepada Saudara Ike Farida dengan tembusan para pihak sesuai surat pengaduannya.

Perlu diketahui bahwa panitia pusat SBMPTN tidak memberi toleransi kemungkinan terjadinya berbagai bentuk kecurangan dan kelalaian. Setiap tahapan proses pelaksanaan SBMPTN 2016 dipastikan selalu dipantau dan dievaluasi sebagai implementasi sistem penjaminan mutu yang ketat sesuai prosedur operasional baku.

Atas perhatian semua pihak, kami ucapkan terima kasih.

ROCHMAT WAHAB

Ketua Umum Panitia Pusat SBMPTN 2016

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Juli 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi"

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger