Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 26 Juli 2016

Harga Daging Sapi//UGD Penuh//Pesawat Batal (Surat Pembaca Kompas)

Harga Daging Sapi

Izinkan saya menyumbang saran dari pandangan seorang peternak sapi lokal dalam program pemerintah agar harga daging sapi di pasar eceran dapat dijual dengan harga Rp 80.000/kilogram. Patokan harga itu berat dan tidak akan tercapai tanpa terobosan ekstrem pemerintah.

Perlu dipahami bahwa biaya produksi cukup mahal untuk seekor sapi potong berkualitas dan siap dikonsumsi sejak lahir hingga laik potong, yaitu usia sekitar 2,5 tahun. Biaya produksi meliputi biaya pakan, tenaga kerja, dokter hewan, obat, vitamin, dan perawatan kandang.

Pemerintah harus menggalakkan kehadiran industri peternakan sapi potong dari hulu ke hilir, yang mata rantainya cukup panjang. Sayang, sampai saat ini pemerintah hanya menaruh perhatian pada petani saja, sementara pada peternak kurang. Hal ini membuat ketersediaan sapi siap potong tidak menentu, dengan daging yang kualitasnya belum maksimal untuk laik konsumsi.

Kebijakan Program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dengan kredit kepada perusahaan pembibitan sapi lokal perlu pendampingan manajerial ataupun teknis. Oleh karena itu, pemerintah perlu belajar dari Pemerintah Jepang atau Jerman dalam hal kredit usaha baik untuk petani ataupun peternak dengan bunga rendah sehingga risiko kegagalan bisa diminimalkan.

Dengan bunga rendah, maka animo perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian dan peternakan akan meningkatkan produksi. Tentang pajak dapat diatur mulai dari hulu ke hilir yang sifatnya membantu bukan memberatkan bagi pelaksana usaha.

MANGALATUA RITONGA, JALAN PUSPA WIDYA, BSD, TANGERANG SELATAN, BANTEN

UGD Penuh

Menanggapi surat Bapak Sutomo Purwoto di Kompas (13/7), "BPJS Ditolak", kami mengucapkan terima kasih kepada yang bersangkutan dan keluarga atas kepercayaan kepada Rumah Sakit St Carolus Salemba, Jakarta.

Untuk menanggapi hal itu, bersama ini kami sampaikan informasi bahwa pasien tidak dibawa ke UGD RS St Carolus Salemba, Jakarta. Sekitar pukul 20.00, kami menerima telepon dari RS Hermina Jatinegara, Jakarta, yang akan merujuk pasien ke ICU kami. Telah disampaikan bahwa kamar ICU kami penuh.

Pukul 21.20 keluarga pasien membawa surat rujukan ke bagian Administrasi Rawat Inap RS St Carolus untuk mencari kamar ICU. Kami sampaikan jawaban yang sama bahwa kamar ICU penuh. Kondisi itu langsung dijelaskan kepada keluarga pasien dan memahami keterbatasan yang ada.

Kami tidak pernah menolak permintaan rujukan dari rumah sakit lain sepanjang fasilitas kami tersedia. Kami telah menghubungi Bapak Sutomo untuk mengklarifikasi hal ini.

ROESTRI NURWULAN, KEPALA HUMAS DAN HUKUM RUMAH SAKIT ST CAROLUS SALEMBA, JAKARTA

Pesawat Batal

Suami saya membeli tiket Susi Air pulang pergi Jakarta-Cilacap- Jakarta seharga Rp 3.270.000. Jadwal keberangkatan dari Halim Perdanakusuma ke Cilacap dengan penerbangan SI240 pukul 12.00 pada Kamis, 7 Juli 2016, dan kembali dari Cilacap ke Jakarta dengan penerbangan SI233 pukul 07.50, Minggu, 10 Juli.

Rabu (6/7) malam suami saya ditelepon dan di-SMS, menginformasikan bahwa penerbangan tanggal 7 Juli 2016 dialihkan dari pukul 12.00 menjadi pukul 07.20 karena ada masalah operasional. Hilang sudah kesempatan pagi itu untuk bersilaturahim terlebih dahulu. Namun, dengan harga tiket semahal itu, tidak ada sarapan di Susi Air lounge.

Tanggal 9 Juli 2016 siang suami saya ditelepon petugas Susi Air bernama Ita, memberitahukan bahwa penerbangan Susi Air dari Cilacap khusus flight pagi SI233 dibatalkan.

Karena penerbangan berikutnya penuh, suami saya tidak dapat dialihkan. Uang akan dikembalikan melalui transfer pada hari Senin, 11 Juli 2016, titik.

Begitu mudahnya manajemen Susi Air membuat keputusan, tidak mempertimbangkan nasib suami saya dan ke 11 penumpang lain agar bisa kembali ke Jakarta. Saat itu suasana Lebaran dan moda transportasi lain, seperti kereta api ataupun penerbangan lain, sudah sangat padat. Padahal, hari Senin (11/7) suami saya harus kembali bekerja di Jakarta.

Kami harus bersusah payah mencari alternatif. Dari Cilacap jalan darat menuju Yogyakarta, dari Yogyakarta terbang ke Surabaya, dan akhirnya dari Surabaya ke Jakarta dengan harga tiket pesawat kelas bisnis dan sudah melambung pula.

LILY, JALAN JANUR ELOK, JAKARTA UTARA

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Juli 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger