Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 24 November 2016

TAJUK RENCANA: Rakyat Menunggu Keteladanan Park (Kompas)

Polisi menggeledah kantor Samsung dan Layanan Pensiun Korea Selatan terkait skandal korupsi yang melibatkan Presiden Park Geun-hye.

Sesuai konstitusi Korsel, seorang presiden petahana (incumbent) tidak dapat dihukum pidana, kecuali terlibat pemberontakan makar dan pengkhianatan. Namun, delapan pemimpin dari tiga partai oposisi di parlemen mengeluarkan pernyataan bersama yang mengajak partainya mendiskusikan pemakzulan.

Kepala Kantor Kejaksaan Distrik Seoul Pusat Lee Young-ryeol menyatakan, Park terlibat dalam skandal korupsi yang dilakukan Choi Soon-sil dan dua bekas asistennya, An Chong-bum dan Jeong Ho-song.

Kesimpulan sementara jaksa inilah yang menguatkan keinginan memakzulkan Park. Puluhan ribu warga kembali berdemonstrasi di Seoul, Sabtu (19/11). Sepekan sebelumnya, ratusan ribu warga berdemo meminta Park mengundurkan diri.

Susahnya, Park yang semula berjanji akan menjawab pertanyaan jaksa dimentahkan pengacaranya Yoo Yeong- ha. Menurut Yoo, Park tak akan menemui penuntut. Park hanya bersedia bertemu tim penyelidik independen yang akan mengambil alih proses penyelidikan ini.

Meski tak dapat memeriksa Park, jaksa melakukan penggeledahan di kantor Samsung dan Layanan Pensiun Nasional (NPS) karena keduanya diduga menjadi "sapi perah" teman dekat Park, Choi Soon-sil.

Dari temuan sementara, Choi dinyatakan sebagai terdakwa karena Choi diduga memanfaatkan hubungan dekat dengan Park. Choi memaksa perusahaan, seperti Samsung, memberikan sumbangan uang kepada yayasan yang dikelolanya, tetapi uang itu dipakai untuk kepentingan pribadi.

Lebih dari itu, tim juga menyelidiki keputusan NPS menyetujui penyatuan dua perusahaan, yaitu Samsung C&T Corp dan Cheil Industries, senilai 8 miliar dollar AS pada tahun lalu. Langkah merger tahun lalu itu merupakan langkah krusial untuk memuluskan masuknya generasi ketiga pendiri Samsung. Apalagi, ada dugaan dalam merger itu, saham Samsung dinilai terlalu rendah.

Di tengah skandal korupsi, media besar di Korsel juga mulai menyentuh kehidupan pribadi Park. Selama ini, Park tidak pernah menikah dan tidak memiliki pasangan.

Juru bicara Park, Jung Youn-kuk, mengakui pembelian viagra yang sekarang dipersoalkan. Jung menyatakan, obat itu, menurut rencana, dipakai untuk mengatasi penyakit di ketinggian. "Namun, viagra itu belum dipakai," ujarnya.

Kita menyayangkan pernyataan pengacara Park, Yoo Yeong-ha, bahwa Park tidak mau diperiksa tim penyelidik. Kejaksaan mengirimkan surat permohonan untuk memeriksa Park pada 29 November 2016. Kesediaan Park diperiksa dapat menjadi contoh bagi rakyatnya agar taat hukum. Rakyat menunggu keteladanan dari Park.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 November 2016, di halaman 6 dengan judul "Rakyat Menunggu Keteladanan Park".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger