Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 04 Maret 2017

TAJUK RENCANA: Asian Games dan Kebanggaan Bangsa (Kompas)

Pelaksanaan Asian Games 2018 bisa terancam jika pemerintah dan DPR tidak menempatkan perhelatan olahraga ini sebagai prioritas bangsa.

Kekhawatiran itu merebak karena pendanaan masih jadi kendala utama. Tahun ini pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya menganggarkan Rp 500 miliar dari Rp 3,7 triliun yang diminta Panitia Pelaksana Indonesia untuk Asian Games (Inasgoc).

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi belum tahu bagaimana mendapatkan tambahan dana lainnya. Ia berharap, pemerintah bisa menambah anggaran untuk Asian Games lewat APBN Perubahan yang biasanya dibahas mulai Juni. Imam juga berharap tidak semua biaya Asian Games ditanggung pemerintah.

Sebagai gambaran, Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, menelan biaya sekitar Rp 21,7 triliun. Sebanyak 19 persen berasal dari Pemerintah Korsel, 78,9 persen dari Pemerintah Kota Incheon, pemerintah kota lain 0,1 persen, dan sponsor dari pihak swasta 2 persen.

Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, awalnya dianggarkan Rp 7 triliun, tetapi penambahan jumlah cabang yang dipertandingkan membuat biayanya membengkak menjadi Rp 8 triliun. Dan, bukan tidak mungkin seluruh biaya itu ditanggung pemerintah.

Bukan sekali ini muncul kekhawatiran akan terselenggaranya pesta olahraga internasional di Tanah Air. Terakhir pada penyelenggaraan SEA Games 2011, misalnya, pemerintah baru menyelesaikan persiapan hingga detik-detik akhir.

Memang agak sulit mengharap sponsor swasta berkiprah pada pergelaran olahraga multicabang seperti Asian Games. Mungkin hanya Olimpiade yang selama ini dianggap bisa mendatangkan uang sponsor meski kita tahu ekonomi Yunani terus melemah seusai menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2004.

Kalau sekarang biaya Asian Games jadi persoalan dan berharap dukungan sponsor swasta, apakah pemerintah sadar akan konsekuensinya ketika menerima penunjukan menjadi tuan rumah pada tahun 2014? Apakah parlemen diajak serta untuk memikirkan soal pendanaan saat itu?

Pertanyaan ini wajar mengemuka karena kita belum melihat ada dukungan utuh dari parlemen. Padahal, total biaya Rp 8 triliun itu belum termasuk pengembangan rumah sakit ataupun perbaikan saran dan prasarana lainnya sesuai standar Komite Olimpiade Asia (OCA).

Kita sepakat melihat bahwa pergelaran Asian Games adalah sebuah prestise dan kebanggaan yang apabila tidak dapat dilaksanakan akan mengganggu rasa kebangsaan. Sudah waktunya seluruh pemangku kepentingan bersatu berusaha menyukseskannya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Maret 2017, di halaman 6 dengan judul "Asian Games dan Kebanggaan Bangsa".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger