Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 31 Maret 2017

TAJUK RENCANA: Keniscayaan Asian Games (Kompas)

Janji Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa peraturan presiden terkait penyelenggaraan Asian Games selesai pekan depan membuat lega semua pihak.
TOTO S

Paling tidak dalam dua bulan terakhir Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) menunggu keluarnya peraturan presiden (perpres) tentang pengadaan barang dan jasa Asian Games 2018.

Dengan perpres itu, Inasgoc dapat mencari sponsor, mengelola anggaran, dan mengerjakan persiapan Asian Games yang tinggal 17 bulan lagi, termasuk mencairkan dana Rp 500 miliar dari APBN 2017.

Wapres Jusuf Kalla selaku Ketua Tim Pengarah Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 menyatakan, rancangan perpres tengah difinalisasi di tingkat eselon I lintas kementerian dan dipastikan minggu depan selesai.

Wakil Presiden Inasgoc Muddai Madang mengklaim setidaknya ada 11 pihak yang bersedia menjadi sponsor dan sudah bekerja sama dengan Dewan Olimpiade Asia (OCA). Namun, Inasgoc dan pemerintah masih akan menegosiasikan pembagian dana hasil sponsor.

OCA meminta 50 persen, padahal Komite Olimpiade Internasional (IOC) hanya meminta 10 persen dari dana hasil sponsor Olimpiade. Itulah antara lain yang akan dibicarakan Inasgoc dengan Presiden OCA Sheikh Ahmed al-Fahad al-Sabah saat berkunjung ke Indonesia, 17-18 April. Inasgoc sendiri tidak lagi punya banyak waktu untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games yang menurut rencana dibuka pada 18 Agustus 2018 itu.

Apalagi, pemerintah minta Inasgoc mengurangi biaya penyelenggaraan dari Rp 8 triliun menjadi Rp 4 triliun sehingga pada 2017 Kemenpora hanya menganggarkan dana Asian Games Rp 500 miliar. Pemerintah minta Inasgoc mengurangi dari 42 cabang olahraga yang dipertandingkan menjadi hanya 36 cabang.

Inasgoc memperkirakan biaya penyelenggaraan tidak mungkin kurang dari Rp 6 triliun. Sebesar Rp 1,5 triliun diperoleh dari sponsor, sisanya dari APBN. Namun, target itu terlalu ambisius mengingat pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, yang menelan biaya sekitar Rp 21,7 triliun, dana dari sponsor swasta hanya 2 persen.

Soal pembiayaan memang dilematis. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, amnesti pajak yang tak sesuai harapan, dan besarnya pembangunan infrastruktur, dana Rp 4,5 triliun tidaklah kecil. Keinginan Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat pencarian sponsor sudah tepat, mengingat Asian Games ditonton sekitar 2 miliar orang Asia.

Tinggal kebersamaan seluruh bangsa untuk mengemas Asian Games jadi tontonan menarik agar bisa dijual. Dan, itu sesuatu yang niscaya kita lakukan seperti pada SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Maret 2017, di halaman 6 dengan judul "Keniscayaan Asian Games".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger