Masih dalam suasana peringatan Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni, saya ingin mengajak semua saudara sebangsa dan setanah air, dari golongan, agama, suku, dan partai yang berbeda, untuk menghargai keberagaman dan menjadi lebih baik ke depan.
Untuk itu, banyak pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan. Jangan memuji diri bahwa kita bangsa besar yang selalu menjaga keberagaman, karena pada kenyataannya semua ungkapan itu adalah palsu. Paling tidak, kita merasakannya dalam proses pilkada lalu. Marilah kita meninggalkan politik hiperbolik ini yang oleh pengamat politik, J Kristiadi, disebut post-truth politics.
Bukan hal yang menggembirakan kalau melihat proporsi dukungan terhadap pasangan calon lebih banyak ditopang oleh kesamaan identitas sosial, khususnya kesamaan latar belakang agama, kelompok, dan suku. Rakyat tidak boleh lagi dimanfaatkan oleh elite-elite politik untuk meraih suara dengan cara mempertajam perbedaan, meninggalkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kalau itu masih terjadi, berarti para elite gagal memberikan pendidikan politik, apalagi contoh, kepada rakyatnya. Ke depan, kita harus bisa hidup bersama dalam keberagaman negara Pancasila, sekaligus memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak dan kapasitasnya.
RENVILLE ALMATSIER, JL KH DEWANTARA, CIPUTAT, TANGERANG SELATAN 15411
HP Bermasalah
Pada 25 Maret 2017 saya membeli 2 unit telepon seluler Samsung di Mal Taman Anggrek, Jakarta. Pada 26 Maret, saya kembali ke Sumatera, tepatnya Pulau Nias.
Minggu kedua, ponsel Samsung S7 Edge saya mulai bermasalah. Saat layar dikunci, tiba-tiba layar menjadi berwarna hijau atau merah dan panas.
Karena di Nias tidak ada layanan purnajual resmi Samsung, maka saat saya bertugas ke Kota Medan, 18 April, saya bisa melaporkan masalah di layanan servis Samsung di Mal Medan Fair.
Menurut pihak Samsung, ponsel saya tidak bisa ditukar karena sudah lebih dari 20 hari, disarankan untuk diperbaiki. Saya sangat kecewa dengan jawaban tersebut karena bukan salah saya mendapatkan produk cacat.
Lebih kurang tiga hari setelah melapor, saya ditelepon oleh pihak service centredan disarankan untuk ganti perangkat lunak. Ternyata setelah perangkat lunak diganti, tetap saja layarnya bermasalah.
Saya lalu disarankan melapor ke layanan pelanggan Samsung di Jakarta. Mengikuti saran itu, pihak Samsung kemudian tiga kali menelepon saya. Terakhir, 2 Mei, yang menyatakan bahwa permintaan saya untuk mengganti barang tidak bisa dipenuhi. Tawarannya hanya perpanjangan garansi lebih dari satu tahun sekaligus secepatnya mengganti perangkat lunak ponsel ke service centreSamsung.
ANDI E GINTING, PB SELAYANG II, MEDAN SELAYANG, MEDAN
Paket Tertukar
Pada 10 Januari 2017 saya menerima paket via JNE dengan keterangan kartu undangan untuk acara 14 Januari. Namun, setelah dibuka isinya produk berupa krim milik orang lain.
Saat itu juga saya telepon ke JNE menyatakan bahwa barang yang dikirim salah, meminta barang diambil dan dikirim kepada yang berhak, dan sebaliknya meminta undangan saya yang terkirim ke orang lain segera diambil dan dikembalikan ke saya. Pihak JNE menjawab akan segera menindaklanjuti.
Atas inisiatif penerima undangan—yang seharusnya menerima paket krim—yang datang ke JNE, undangan tersebut sampai juga ke tangan saya meskipun sudah tidak berguna karena baru sampai 19 Januari. Saya dirugikan akibat keteledoran pihak JNE yang salah kirim paket.
Sebaliknya, krim masih di saya hingga awal Mei ini, berarti sudah hampir lima bulan. Tidak ada tindak lanjut dari JNE walau saya sudah bolak-balik menelepon dan mengirim surat eletronik.
LILIK HANDINI, JL CENDRAWASIH, KRANGGAN PERMAI, JATISAMPURNA, BEKASI
Telepon Rusak
Bersama ini kami menginformasikan bahwa saluran telepon di Cluster Beryl, Summarecon, Gading Serpong, sudah hampir 1 bulan tidak berfungsi.
Semua warga sudah melaporkan masalah ini ke Telkom. Namun, jawaban yang diterima hanya permohonan maaf dengan alasan jaringan masih dalam proses perbaikan.
Berapa lama perbaikan jaringan dilakukan? Mengapa hal ini tidak diinformasikan ke kami, para warga? Ingat, semua warga di Cluster Beryl sudah memenuhi kewajibannya dengan membayar biaya langganan setiap bulan.
Mohon pihak Telkom untuk segera memperbaikinya.
IRWAN, JL PETOJO, CIDENG, GAMBIR, JAKARTA PUSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar