Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 24 Juni 2017

TAJUK RENCANA: NIIS dan Hilangnya Nalar Sehat (Kompas)

Sungguh tidak bisa dimengerti nalar sehat, apa yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang menyebut dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah.

Menurut berita yang tersiar, NIIS menghancurkan Masjid Agung al-Nuri yang memiliki menara Al-Hadba yang berumur 850 tahun. Di masjid ini pula, pada bulan Juni 2014, Al Baghdadi memproklamasikan berdirinya NIIS. Ia juga mengangkat dirinya sebagai khalifah dengan nama Ibrahim.

Bukan kali ini saja mereka menghancurkan simbol-simbol peradaban manusia atau situs-situs bersejarah. Di Irak, mereka menghancurkan kota kuno Hatra dengan seluruh peninggalan bersejarahnya pada 2014. Kota ini dibangun pada abad ketiga Sebelum Masehi. Kota Ninive yang menjadi pusat kerajaan Assiria antara 900-600 SM, juga dihancurkan. Masjid dan makam Nabi Yunus di kota itu juga menjadi sasaran amuk mereka.

Nimrud, ibu kota pertama Assiria, didirikan sekitar 3.200 tahun silam, juga dihancurkan. Khorsabad kota kuno peninggalan Assiria tidak luput dari keangkaraan mereka. Bahkan, Mausoleum Imam Dur, tidak jauh dari Samarra, berarsitek Islam abad pertengahan juga diledakkan.

Sejumlah situs, peninggalan sejarah dan bukti tingginya peradaban manusia di Suriah dirusak dan dihancurkan. Misalnya, situs purbakala Palmyra dan Aleppo. Kota kuno, Mari, dengan kuil dan istana, serta peninggalan-peninggalan lainnya, mereka hancurkan. Mari, kota kuno di Zaman Perunggu, antara 3000 dan 1600 SM. Di Suriah, lebih dari 900 monumen atau situs arkeologi dijarah, dirusak, dan dihancurkan oleh kelompok ekstremis itu.

Yang dilakukan oleh NIIS tidak beda dengan yang dahulu dilakukan oleh Taliban, pimpinan Mullah Omar. Mereka menghancurkan patung-patung Buddha di Bumiyan pada tahun 2001. Patung-patung itu berumur 1.500 tahun. Perusakan situs arkeologi dan tempat bersejarah juga terjadi di Mali dan Aljazair.

Tepatlah kalau Mahkamah Kriminal Internasional menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang. Karena itu, pantas dan selayaknya untuk ditindak. Dunia tidak boleh diam, tidak boleh hanya mengecam. Tetapi, harus bertindak, sekurang-kurangnya melindungi situs-situs warisan dunia atau bersama-sama menghadapi NIIS.

Rasanya, sebagai masyarakat dunia yang beradab, sudah sepantasnya kalau ada tindakan yang lebih tegas dan nyata untuk menghentikan tindakan penghancuran situs-situs peradaban dunia itu. Kalau tindakan tidak berbudaya, tidak berkeadaban itu dibiarkan, akan semakin menjadi-jadi dan menghancurkan peradaban dunia. Meskipun, barangkali, penghancuran Masjid al-Nuri, tempat mereka memaklumkan diri akan keberadaannya, sebagai pertanda awal kekalahan NIIS di Irak.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Juni 2017, di halaman 6 dengan judul "NIIS dan Hilangnya Nalar Sehat".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger