Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 25 Juli 2017

TAJUK RENCANA: Modal Kuat Hadapi Tantangan Berat (Kompas)

Pemilihan parlemen Timor-Leste yang berjalan lancar, Minggu, berakhir dengan keunggulan dua partai berkuasa, yakni CNRT dan Fretilin.

Namun, berbeda dengan hasil Pemilu 2012, kali ini Fretilin mengungguli CNRT dengan perolehan 29,66 persen atau setara dengan 23 kursi dari 65 kursi parlemen. CNRT, partai pimpinan tokoh kemerdekaan Xanana Gusmao yang pada 2012 mendulang 36,7 persen, perolehan suaranya merosot menjadi 29,46 persen.

Untuk membentuk pemerintahan, diperlukan dukungan 33 kursi parlemen sehingga Fretilin harus mencari mitra koalisi. Peluang sangat besar bagi Fretilin untuk kembali bergandengan dengan CNRT, seperti yang disuarakan Sekretaris Jenderal Fretilin, yang juga mantan Perdana Menteri, Mari Alkatiri.

Kesediaan dua partai besar untuk berkoalisi memastikan kelangsungan program pemerintah meski posisi partai terbesar berpindah tangan dari CNRT ke Fretilin. Koalisi dua tokoh berpengaruh, Xanana Gusmao dan Mari Alkatiri, juga menjamin stabilitas politik di negara muda ini.

Apalagi, selama kampanye, Fretilin juga berkomitmen untuk mempertahankan stabilitas bekerja sama dengan CNRT. Stabilitas politik di Timor-Leste ini akan berdampak positif pada stabilitas kawasan.

Sebagai pemilu pertama tanpa pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa, setelah penarikan pasukan perdamaian PBB pada 2012, pemungutan suara terbilang berhasil karena berjalan aman. Kekhawatiran munculnya kekerasan saat kampanye dan pemungutan suara ternyata tidak terbukti. Ditambah dengan partisipasi pemilih yang mencapai 76 persen dari 700.000 pemegang hak suara, yang 20 persennya pemilih pemula, timbul harapan tentang masa depan demokrasi yang lebih baik di negeri itu.

Dukungan bagi Partai Pembebasan Rakyat (PLP) pimpinan mantan Presiden Taur Matan Ruak yang mencapai hampir 11 persen dan Partai Khunto yang didukung 6 persen pemilih, mayoritas anak muda, juga menjamin kekuatan oposisi di parlemen yang akan mengontrol jalannya pemerintahan.

Pemilu yang lancar dan stabilitas politik yang dijanjikan dua partai terbesar menjadi modal kuat pemerintah menghadapi tantangan berat. Dili harus menghilangkan ketergantungan pada sumber daya minyak, yang membiayai sampai 90 persen pengeluaran pemerintah. Cadangan minyak Timor-Leste diprediksi akan habis dalam satu dekade mendatang.

Pemerintah juga dituntut membangun infrastruktur dan industri untuk mengatasi pengangguran, mencari sumber pendapatan baru dari sektor nonmigas untuk mengatasi masalah kemiskinan, kekurangan air bersih, dan sanitasi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juli 2017, di halaman 6 dengan judul "Modal Kuat Hadapi Tantangan Berat".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger