Upaya AS untuk memaksa negara-negara agar tidak mendukung resolusi, yakni dengan mengancam tidak akan memberikan bantuan keuangan, tidak berhasil. Sehari sebelum pemungutan suara dilakukan, hari Kamis, Wakil Tetap AS di PBB Nikki Haley mengirimkan surel kepada kedutaan-kedutaan besar di New York. Surat tersebut bernada ancaman terhadap negara-negara yang mendukung rancangan resolusi.

Akan tetapi, ancaman itu tidak berhasil menundukkan negara-negara pencinta perdamaian, negara-negara yang menentang ketidakadilan, termasuk Indonesia. Mereka tetap mendukung resolusi.

Hal itu terbaca dari hasil voting. Mayoritas anggota PBB, 128 negara, menyetujui resolusi yang menyerukan agar AS menarik pengakuannya terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Hanya sembilan negara yang menentang rancangan resolusi; 35 negara abstain; dan 21 negara tidak menggunakan haknya untuk memberikan suara.

Sebelumnya, usaha untuk memaksa AS mencabut pengakuannya atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel lewat Dewan Keamanan PBB gagal. Rancangan resolusi diveto oleh AS, sementara empat negara anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto mendukung.

Hasil voting itu pertama-tama merupakan pukulan telak bagi AS, bagi Presiden Donald Trump. Apalagi, negara-negara sekutu utama AS seperti Jerman, Perancis, dan Inggris, pun mendukung resolusi. Sangat masuk akal kalau negara-negara sekutu di Eropa itu mendukung resolusi, oleh karena kebijakan AS terhadap Jerusalem telah merusak dan bahkan menghancurkan proses perdamaian Timur Tengah.

Resolusi tersebut memang tidak mengikat. Akan tetapi, hasil voting tetap menjadi pesan bagi AS bahwa meskipun AS negara adidaya, AS tidak bisa memaksakan kehendaknya, tidak bisa terus mendiktekan kemauannya kepada negara lain dengan uang. AS tidak bisa membeli, tidak hanya suara negara pendukung perdamaian yang adil, tetapi dollar AS tidak bisa dipakai untuk membeli dunia.

Cara-cara AS untuk memengaruhi, bahkan memaksakan kehendaknya, sungguh tidak elok, tidak pantas, tidak memberikan contoh yang baik sebagai negara yang selalu meneriakkan prinsip-prinsip demokrasi dan moralitas yang tinggi. Inilah bentuk politik uang. AS telah bermain kayu. Akan tetapi, tetap suara hati yang menang.