Prediksi paling optimistis menyebut, setengah juta penggemar sepak bola dari seluruh dunia akan menyerbu Rusia, mendatangi 11 kota yang menjadi tuan rumah pesta sepak bola empat tahunan ini. Belum lagi miliaran pasang mata di seluruh dunia yang menyaksikan lewat televisi. Presiden FIFA Gianni Infantino mengklaim Piala Dunia Rusia 2018 akan menjadi yang terbaik dalam sejarah dan para fans akan memperoleh pengalaman yang menakjubkan.

Pemerintah Rusia telah mengucurkan ratusan miliar rubel untuk membangun atau merenovasi 12 stadion yang akan menjadi tempat berlaga megabintang sepak bola, seperti Lionel Messi, Neymar, dan Cristiano Ronaldo. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum undian pembagian grup juga menjanjikan festival olahraga kelas dunia yang mengutamakan persahabatan dan fair play.

Uniknya, pesta sepak bola dunia yang digadang-gadang sebagai yang terbaik ini justru dibuka dengan laga yang terbilang sederhana, jauh dari gebyar. Rusia sebagai tuan rumah akan berjumpa dengan Arab Saudi. Arab Saudi, tim peringkat ke-63 dunia, adalah tim dengan peringkat dunia terendah yang lolos lewat kualifikasi. Adapun Rusia, yang lolos otomatis sebagai tuan rumah tanpa kualifikasi, kini berada di peringkat ke-65 dunia, menjadi tim dengan peringkat terendah dari 32 tim yang berlaga.

Pertandingan pembuka ini bisa jadi menguntungkan Rusia untuk mendulang kemenangan. Namun, berada satu grup dengan Uruguay dan Mesir membuat peluang Rusia untuk lolos penyisihan grup cukup berat. Jika ini terjadi, antusiasme rakyat Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia bisa luruh terlalu dini.

Dari sisi infrastruktur, Rusia memperlihatkan keseriusan sebagai tuan rumah. Bagi Kremlin, ini adalah kesempatan memperlihatkan kebesaran Rusia, mengembalikan posisi Rusia sebagai negara adidaya seperti era sebelum runtuhnya Uni Soviet. Rusia ingin memperlihatkan bahwa mereka mampu menggelar ajang kelas dunia di bawah sorotan internasional.

Namun, ancaman terbesar justru datang dari sektor keamanan dengan bangkitnya sentimen rasisme. Organisasi antidiskriminasi Fare Network, yang bekerja sama dengan FIFA untuk mengendalikan perilaku suporter, memperingatkan adanya sentimen rasisme yang dihadapi kelompok minoritas, ras tertentu, atau warga berkulit gelap di Rusia. Selain itu, ada ancaman perkelahian antarsuporter.