Dalam laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) yang dirilis beberapa hari lalu terungkap Korsel sudah menjadi negara yang harus diperhitungkan dalam industri pertahanan dunia. Hal ini ditandai pertumbuhan penjualan senjata perusahaan Korsel dari 2015 ke tahun 2016 mencapai 20,6 persen.

Khusus untuk ekspor senjata, Korsel mencatat angka 2,5 miliar dollar AS pada 2016, naik dari 253 juta dollar AS pada 2006. Adapun gabungan penjualan dari semua perusahaan senjata di Korsel tahun 2016 sebesar 8,4 miliar dollar AS.

Angka itu memang tak besar dibandingkan dengan total penjualan senjata dari 100 perusahaan pertahanan teratas di dunia yang mencapai 374,8 miliar dollar AS. Namun, hal tersebut sudah cukup untuk membuat Korsel, sebagai pemain baru industri pertahanan, mendapat perhatian.

Dengan total penjualan 8,4 miliar dollar AS, menurut SIPRI, Korsel mendominasi penjualan senjata negara yang sedang berkembang di bidang industri pertahanan atau emerging countries. Selain Korsel,emerging countries ini meliputi pula Turki, India, dan Brasil. Adapun persenjataan Korsel yang diminati negara-negara Amerika Selatan, Eropa Timur, dan Asia Tenggara ialah howitzer, kapal selam, pesawat tempur, serta rudal.

Kebangkitan industri pertahanan Korsel itu tak terjadi dalam semalam. Benih bersinarnya industri pertahanan negara ini ditanam sejak 1970-an ketika Korsel dipimpin Presiden Park Chung-hee. Ayah mantan perempuan presiden pertama Korsel Park Geun-hye tersebut berkuasa pada 1963-1979.

Industri pertahanan Korsel ini tumbuh bersama perkembangan industri negara itu secara umum. Meski dikritik karena memberikan prioritas pada konglomerat selama proses pembangunan industri, Park harus diakui telah menginisiasi pembangunan ekonomi yang sekarang menghasilkan pendapatan per kapita 29.000 dollar AS (naik dari 2.300 dollar AS pada 1980) dan mencetak perusahaan kelas dunia, seperti Samsung.

Bagaimanapun, kebangkitan industri pertahanan Korsel tak bisa dilepaskan dari faktor tekanan yang diciptakan negara tetangganya, Korea Utara. Ancaman militer Korut membuat Korsel giat membangun pertahanan, termasuk lewat bantuan yang diberikan Amerika Serikat.