Seperti diungkap harian ini, Kamis (14/12), kemampuan membaca dan menulis, menghitung, serta sains siswa di tingkat pendidikan dasar sangat kurang.

Dari hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) tingkat sekolah dasar yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekitar 77 persen siswa mempunyai kemampuan kurang dalam matematika. Adapun yang memiliki kemampuan cukup dalam matematika hanya sekitar 20,5 persen.

Untuk kemampuan membaca, sekitar 46,8 persen siswa termasuk kategori kurang dan 47,1 persen kategori cukup. Kemampuan siswa untuk sains, sekitar 73,6 persen tergolong kurang dan hanya 25,3 persen tergolong cukup.

Angka ini tentu saja tidak ideal untuk kemajuan bangsa ke depan. Dibutuhkan sumber daya manusia bermutu tinggi agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain pada masa mendatang.

Siswa SD yang saat ini berusia 7-12 tahun, saat Indonesia berusia 100 tahun pada 2045, akan berusia 35-40 tahun. Saat itu mereka akan berada di posisi-posisi penting di berbagai sektor, termasuk pemerintahan. Jika kualitas mereka rendah, tentu akan berpengaruh terhadap daya saing bangsa. Karena itu, evaluasi dan pembenahan terhadap sistem pendidikan dasar layak dilakukan.

Evaluasi dan pembenahan ini antara lain untuk melihat kelemahan sistem pendidikan dasar yang berjalan selama ini, sekaligus menyusun sistem pendidikan dasar yang lebih sesuai dengan tantangan zaman. Pembenahan harus serius karena pesertanya tidaklah sedikit.

Berdasarkan data Kemdikbud, jumlah siswa baru di jenjang SD pada tahun 2016/2017 tercatat 4,17 juta siswa. Mereka tersebar di 132.022 sekolah dasar negeri (89,5 persen) dan 15.481 sekolah dasar swasta (10,5 persen).

Selain evaluasi dan pembenahan sistem pendidikan dasar, tak boleh dilupakan pula peningkatan kualitas guru yang menjadi ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan. Kondisi guru dari segi pendidikan masih belum sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengharuskan guru minimal berpendidikan sarjana.

Hingga saat ini, dari 1.586.127 guru sekolah dasar, baru 1.335.674 guru SD yang berpendidikan sarjana. Masih ada 250.453 guru yang berpendidikan SMA dan SMP. Sulit rasanya meningkatkan kualitas pendidikan tanpa meningkatkan kualitas guru.