KOMPAS/AHMAD ARIF

Ilustrasi: Generasi masa depan.

Ada tiga catatan penting pendidikan global dalam laporan ini. Pertama, fokus dalam laporan ini adalah pembelajaran (learning). Pembelajaran mengacu pada tindakan individu untuk belajar. Sedangkan, persekolahan (schooling) tidak sama dengan pembelajaran. Faktanya, di ruang kelas tidak terjadi pembelajaran. Bank Dunia lalu menyimpulkan bahwa saat ini terjadi krisis pembelajaran.

Kedua, guru dianggap sebagai faktor keberhasilan pembelajaran. Sebagian besar guru tak terampil dan tidak termotivasi mengajar. Guru perlu dikelola melalui sistem manajemen yang transparan dan akuntabel. Input tambahan berbasis teknologi perlu diberikan. Implementasi pedagogi berbasis  riset mutakhir direkomendasikan.  Ketiga, setiap negara perlu menyelaraskan keseluruhan sistem pendidikannya agar proses pembelajaran terjadi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat efektif untuk mendorong pembelajaran.

Krisis pembelajaran

Krisis pembelajaran terjadi karena hasil pembelajaran (learning outcome) belum menjadi fokus dalam kebijakan pendidikan. Menurut Bank Dunia, krisis bisa diatasi melalui tiga strategi. Pertama, penilaian (assessment) terhadap hasil belajar harus menjadi sesuatu yang dianggap serius. Kedua, guru perlu mempergunakan pedagogi berbasis bukti untuk memastikan seluruh siswa mengalami pemelajaran di sekolah. Untuk itu, guru perlu dikelola dan ditata agar makin terampil dan termotivasi. Yang terakhir, para pelaku pendidikan perlu bersinergi untuk memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik mendorong pembelajaran.

KOMPAS/FABIO LOPES DA COSTA

Aktivitas belajar para siswa SMP Negeri Tiomneri di Lanny Jaya.

Tiga strategi yang ditawarkan Bank Dunia tidak tanpa masalah. Pertama, bahwa pemelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Namun mereduksi pendidikan pada sekadar pembelajaran merupakan simplifikasi konsep pendidikan.

Kedua, bahwa guru adalah aktor penting, kita sepakat. Namun, guru merupakan individu bebas yang memiliki cita-cita, harapan, preferensi dan pilihan sikap dan nilai. Dari sinilah sumber motivasi dan perkembangan profesionalnya lahir. Konsep tata kelola guru dengan perspektif manajerial yang menjadikan guru "individu terstandar" yang bisa diatur dan ditata, kiranya tidak cocok dalam rangka pengembangan profesi guru.

 Tiga strategi yang ditawarkan Bank Dunia tidak tanpa masalah. Pertama, bahwa pemelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Namun mereduksi pendidikan pada sekadar pembelajaran merupakan simplifikasi konsep pendidikan.

Ketiga, para pelaku pendidikan perlu menyelaraskan peranannya masing-masing untuk memastikan pembelajaran terjadi di dalam sistem. Rekomendasi untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi hambatan teknis perlu kita cermati.

Simplifikasi pendidikan

Laporan Bank Dunia ini menitikberatkan persoalan pada "pembelajaran" atau lebih tepat "hasil pembelajaran". "Sekolah tidak sama dengan pembelajaran. Pendidikan merupakan istilah yang tidak jelas (imprecise word), dan karena itu harus didefinisikan secara jelas. Sekolah adalah waktu yang dihabiskan oleh siswa di dalam kelas, sedangkan pembelajaran adalah hasilnya – apa yang diperoleh siswa dari sekolah " (WDR, halaman 45).  Menganggap pendidikan sebagai sebuah istilah yang "tidak jelas" merupakan penyederhanaan persoalan. Sedangkan menganggap pembelajaran sebagai hasil pendidikan mengerdilkan makna pendidikan.

Kompas, 6 Maret 2018