PRIYOMBODO

Gula kristal dari kelompok kerja gula dipamerkan dalam acara Jakarta Food Security Summit ke-4 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (8/3). Kegiatan yang digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini dibuka oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.

Kadin menawarkan model kemitraan untuk menyejahterakan petani, peternak, dan nelayan. Perlu model kemitraan agar kemakmuran cepat terwujud.

Kita mengapresiasi tawaran Kamar Dagang Indonesia yang disampaikan dalam Jakarta Food Security Summit 2018 di Jakarta. Contoh yang dianggap berhasil adalah kemitraan dalam pengembangan perkebunan sawit. Petani mendapat kepastian pasar karena produknya diserap industri mitra selain didampingi untuk penerapan sistem budidaya yang baik dan jaminan akses permodalan berbunga rendah.

Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) yang diperkenalkan tahun 2011 mewadahi kemitraan tersebut dengan tujuh perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di Indonesia menjadi pendiri.

Pada tahun 2017 kegiatan itu menjangkau 387.089 petani kecil dan yang terlibat 230.182 rumah tangga petani di luar kemitraan dengan komoditas padi. Lahan yang dikelola dengan baik 259.433 hektar dan 60 perusahaan menjadi mitra.

Program kemitraan tercetus dalam Forum Ekonomi Dunia 2010 karena melihat kebutuhan pangan meningkat pesat ketika penduduk dunia menjadi 9 miliar jiwa pada 2050. Saat ini pun dari jumlah 7 miliar jiwa, 870 juta orang kelaparan kronis.

Menyediakan pangan bagi penduduk sebanyak itu memerlukan perubahan substansial dalam cara menghasilkan pangan guna memastikan terpenuhinya jumlah produksi, distribusi, dan konsumsi pangan bergizi. Perlu diingat, tuntutan produksi pangan terjadi dalam keadaan lahan dan air semakin terbatas, rendahnya akses petani dan nelayan pada kredit, perubahan iklim, dan fluktuasi harga pangan dan komoditas.

Melalui Visi Baru yang dicetuskan para mitra dan anggota Forum Ekonomi Dunia dilakukan pengintegrasian keamanan pangan dan nutrisi, menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan peluang ekonomi dengan sasaran meningkatkan 20 persen pada tiap dekade hingga 2050.

Capaian nyata PISAgro saat ini dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani hingga 80 persen dapat dilipatgandakan jika rekayasa bukan hanya pada aspek teknis dan sampai batas tertentu pada aspek finansial.

Di tengah upaya tersebut kita masih menyaksikan ketimpangan nyata antara petani dan perusahaan mitra. Makna kemitraan perlu dipertajam, yaitu selain menguntungkan juga adil agar kemitraan berkelanjutan, saling menguntungkan, produksi pangan tercapai, dan terbangun modal sosial masyarakat.

Pemerintah perlu memfasilitasi perubahan substansial itu melalui perangkat peraturan, tidak sekadar menyerahkan kepada perusahaan mitra apa yang menjadi tugas pemerintah.