Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 23 Mei 2018

Menyinergikan LPDP//ITB ‎Seleksi Pamong (Surat Pembaca Kompas)


Menyinergikan LPDP

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP telah menyalurkan belasan ribu beasiswa untuk bersekolah S-2 dan S-3 di luar negeri. Beruntunglah universitas penerimanya: dapat biaya pendidikan, mahasiswa berkualitas, dan tenaga riset andal. Semua dibiayai LPDP.

Universitas-universitas di Indonesia kehilangan potensi mahasiswa unggul S-2 dan S-3. Padahal, agar dapat menghela kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bangsa, universitas harus memperkuat program pascasarjana dengan mahasiswa yang berkualitas.

Ini menjadi paradoks. Di satu sisi, program LPDP telah memberi kesempatan putra-putri terbaik bangsa memperoleh pendidikan global, di sisi lain menghilangkan kesempatan universitas di Indonesia mempertahankan alumni terbaiknya. Maka, kami dalam #30 tahun alumni ITB angkatan 1988, menyampaikan usulan agar penyaluran beasiswa tersebut efektif dan bermanfaat.

Pertama buat beasiswa bersama/double degree master dan doktor LPDP untuk jalur cepat S-1 dan S-2 serta S-2 dan S-3. Calon sarjana berprestasi dapat mulai program S-2 sebelum lulus S-1, mahasiswa magister dapat mulai program S-3 sebelum lulus S-2 sehingga mereka bisa lulus lebih cepat. Program ini dikombinasikan dengan universitas ternama luar negeri sehingga ada pengalaman global.

Penerima beasiswa tetap terpapar budaya penelitian, kerja keras dan disiplin di negara maju, memiliki jejaring internasional, serta terlibat dalam penelitian kolaboratif kelas dunia. Universitas di Indonesia juga tetap dapat mempertahankan mahasiswanya yang berprestasi,

Dikembangkan pula program pulang karena ada kegamangan para penerima beasiswa luar negeri akan masa depan mereka ke Tanah Air. Program kembali ke Tanah Air disertai post-doctoral di universitas, lembaga riset, atau magang di industri strategis nasional/BUMN.

Kontrak post-doc/magang berlangsung dua tahun dengan harapan ada cukup waktu bagi peneliti untuk membangun jejaring. Pada sisi lain, para pembina akan mendapatkan asisten peneliti yang berkualitas dan menambah produktivitas publikasi dan paten. Dalam jangka panjang sinergi ini akan menghasilkan SDM yang berwawasan global serta berdaya saing tinggi.

Tatacipta Dirgantara
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara,

ITB Seleksi Pamong

Ada perubahan mencolok di Kabupaten Klaten, khususnya untuk ujian seleksi menjadi pamong desa (carik). Kalau dulu "tertutup", sekarang sistem terbuka dengan penguji dari universitas yang netral. Dan benar: pemenang kompetisi yang sarjana, lulusan terbaik.

Beberapa bulan lalu saya didatangi Sdr Nurjanah, sarjana teknologi pertanian Unibra Malang, lulus cum laude. Selama di Desa Bulusan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Nur bekerja sebagai administrator pabrik.

Begitu ada lowongan sekretaris desa, kepala urusan keuangan, dan kepala seksi pemerintahan, Nur ikut melamar. Intinya Nur, cucu keponakan, minta doa restu.

Saya nasihati agar menyiapkan mental karena bapak-ibunya hanya petani biasa, tidak punya uang sampai jutaan.

Minggu, 29 April, semua kecamatan di Kabupaten Klaten menyelenggarakan ujian seleksi di SMPN masing-masing. Ujian sangat ketat, mulai dari Pancasila dan UUD 45, pengetahuan pemerintahan desa, bahasa Indonesia dan Jawa, kepemimpinan, hingga pengetahuan umum dan kemasyarakatan.

Pelaksanaan ujian mulai pukul 07.00 dihadiri semua peserta, panitia, penguji, camat dan wakil instansi kecamatan.

Pukul 09.00-10.30, peserta mengerjakan ujian tertulis, istirahat, dan pukul 11.00-12.30 ujian praktik komputer.

Pukul 19.00 pengumuman hasil ujian. Pengumuman dihadiri peserta, panitia, penguji, dan kepala desa.

Seusai pengumuman, para peserta saling bersalaman dan mengucapkan selamat. Semua berjalan aman dan lancar.

Sugeng Hartono
Bona Indah, Lebakbulus,

Jakarta 12440

Kompas, 23 Mei 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger