Tak terasa sudah hampir pertengahan tahun lagi. Apakah kita sudah menyelesaikan target yang kita buat dalam hidup untuk tahun 2018 ini? Rasanya kita perlu mencermati mengenai waktu sebelum terlambat dan bagaimana sebaiknya menggunakan waktu kita dengan lebih efektif.

Pengertian

Tidak ada definisi waktu yang sederhana. Waktu adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari dan sesuatu yang semua orang pikir mereka pahami (http://www.exactlywhatistime.com). Namun, definisi waktu yang ringkas dan mantap telah terbukti sangat rumit dan sulit dipahami.

Mungkin definisi terbaik dan paling komprehensif adalah yang ditawarkan oleh Wikipedia yang mengatakan bahwa waktu adalah sebuah dimensi di mana berbagai peristiwa dapat dipesan dari masa lalu melalui masa kini menuju ke masa depan, juga pengukuran dari berbagai durasi peristiwa dan interval di antara hal tersebut.

Menurut Jay Shetty (seorang biarawan perkotaan dan filosof motivasional yang acap kali menjadi pembicara di berbagai seminar) dalam ceramahnya bertopik "Before You Waste Time" (ditayangkan secara daring di media sosial pada 8 Mei 2018), waktu adalah sesuatu yang gratis tetapi sangat berharga. Anda tidak dapat memilikinya, tetapi dapat menggunakannya. Anda tidak dapat menyimpan waktu, tetapi bisa menghabiskannya. Waktu lebih berharga daripada uang. Anda dapat mencari lebih banyak uang, tetapi tak bisa mencari waktu lebih banyak.

Lebih lanjut ia menjelaskan hasil perkiraan yang menarik mengenai penggunaan waktu dalam masa hidup seseorang. Jika rata-rata orang hidup selama 78 tahun, kita menghabiskan sebanyak 28,3 tahun hidup kita untuk tidur, 10,5 tahun untuk bekerja, 4 tahun untuk makan minum, 9 tahun dihabiskan untuk melihat televisi dan media sosial, 6 tahun untuk menyelesaikan tugas-tugas harian, 3,5 tahun untuk pendidikan, 2,5 tahun untuk berdandan dan merawat tubuh, 2,5 tahun untuk berbelanja, 1,5 tahun untuk mengurus anak, 1,3 tahun untuk bepergian pergi-pulang. Masih tersisa 9 tahun. Apa yang dapat kita lakukan untuk sisa waktu ini?

Shetty kemudian menyitir pandangan Steve Jobs yang mengatakan bahwa waktu kita begitu terbatas sehingga jangan menyia-nyiakan waktumu dengan menjadi orang lain.

Menurut Shetty, kehidupan dan waktu adalah dua guru yang terbaik. Hidup mengajari kita untuk menggunakan waktu dengan baik, waktu mengajari kita nilai dari kehidupan. Sehubungan dengan waktu, ada dua macam berita, yaitu buruk dan baik. Berita buruknya adalah bahwa waktu itu terbang, berita baiknya kitalah pilotnya. Jadi, sebenarnya kita dapat mengendalikan waktu.

Mengelola waktu

Merupakan kemampuan untuk merencanakan dan mengendalikan bagaimana menggunakan waktu sehari-hari untuk mencapai tujuan secara efektif. Keterampilan yang terlibat di antaranya adalah merencanakan masa depan, menetapkan tujuan, memprioritaskan tugas, dan memantau ke mana sebenarnya waktu kita itu lenyap.

Berikut adalah tujuh kiat dari Lee Polevoi (https://quickbooks.intuit.com/r/articles/, diunduh 20 Mei 2018) untuk mengelola waktu Anda secara efektif tetapi bebas stres.

1. Pahami tujuan

Pastikan Anda terlibat dalam kegiatan yang mendukung sasaran Anda, baik jangka pendek maupun panjang, yang lainnya hanyalah pembuang waktu yang potensial. Rencana harian Anda harus berputar di sekitar mengerjakan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan apa yang ingin dihasilkan.

2. Prioritaskan secara bijak

Stephen Covey, salah satu penulis First Things First, menawarkan suatu sarana berupa daftar tugas berdasarkan seberapa penting dan mendesaknya tugas tersebut.

Lihatlah apa yang terjadi dalam mengisi hari Anda di mana kegiatan Anda masuk ke dalam kategori ini:

Penting dan mendesak – Tugas-tugas yang harus dilakukan. Lakukan segera.

Penting tetapi tidak mendesak – Tugas yang muncul penting, tetapi setelah pemeriksaan lebih cermat ternyata tidak. Tentukan kapan untuk melakukannya.

Mendesak tetapi tidak penting – Tugas yang paling membuat "kebisingan", tetapi ketika selesai, memiliki sedikit atau tidak ada nilai abadinya. Delegasikan hal ini jika memungkinkan.

Tidak mendesak dan tidak penting – Adalah hal-hal berprioritas rendah yang menawarkan bayangan "menjadi sibuk". Lakukan nanti saja.

Tuliskan tiga atau empat tugas "penting dan mendesak" yang harus diatasi hari ini. Saat Anda menyelesaikan setiap tugas, periksa daftar Anda. Ini akan memberi Anda rasa berhasil dan dapat memotivasi untuk mengatasi hal yang kurang penting.

3. Katakan saja "tidak"

Anda adalah pemimpin bagi diri sendiri. Jika Anda harus menolak permintaan untuk menghadiri apa yang benar-benar penting dan mendesak, jangan ragu untuk melakukannya. Hal yang sama berlaku untuk setiap proyek yang Anda tentukan tidak jelas arahnya. Bersiaplah untuk beralih ke kegiatan yang lebih produktif. Belajar dari pengalaman untuk menghindari buang-buang waktu.

4. Rencanakan ke depan

Salah satu hal terburuk yang Anda lakukan adalah memasuki hari kerja tanpa gagasan yang jelas tentang apa yang perlu dilakukan. Waktu yang Anda habiskan untuk berpikir ke depan dan merencanakan kegiatan adalah hal kecil dibandingkan dengan waktu Anda yang hilang karena meloncat dari satu hal ke hal berikutnya (dan kenyataannya jarang menyelesaikan apa pun). Ini bergantung pada kepribadian Anda, cobalah salah satu dari pilihan berikut:

Malam sebelumnya – Di pengujung hari, luangkan waktu 15 menit untuk membersihkan meja/tempat kerja Anda dan susun daftar tugas paling mendesak untuk hari berikutnya. Ini adalah teknik dekompresi yang bagus, dan Anda akan merasa lebih baik duduk di meja/tempat kerja yang bersih di pagi hari berikutnya.

Hal pertama di pagi hari – Tiba beberapa menit lebih awal dan susun daftar tugas yang harus diprioritaskan (lihat nomor 2 lagi). Hal ini mungkin akan terbukti menjadi bagian paling produktif dari hari Anda.

5. Hilangkan gangguan

Mulailah memperhatikan berapa kali seseorang menyela ketika Anda tengah mengerjakan tugas penting. Lacaklah interupsi yang diinduksi sendiri, khususnya dari berbagai media sosial. Ponsel cerdas Anda sangat berguna, tetapi juga menimbulkan kecanduan dan termasuk pembuang waktu yang paling berbahaya bagi manusia.

Mungkin diperlukan latihan serius dan kuat untuk menahan keinginan, tetapi dengan menutup pintu ruangan dan mematikan telepon, Anda dapat memaksimalkan waktu. Ketimbang selalu mengaktifkan ponsel, rencanakan jeda waktu di hari itu untuk mengecek email, menelepon/membalas pesan di Whatsapp, atau berbicara dengan staf.

6. Lebih sering mendelegasikan

Jika Anda berhasil mempekerjakan karyawan yang berbakat dan berdedikasi, selalu ada lebih banyak pekerjaan yang dapat mereka lakukan di tempat kerja Anda. Carilah peluang untuk memberikan tanggung jawab bagi tugas-tugas khusus kepada karyawan di tim kerja Anda.

7. Jaga diri baik-baik

Pastikan untuk banyak tidur dan olahraga. Pikiran yang waspada adalah pikiran yang berfungsi tinggi dan yang kurang toleran terhadap aktivitas yang membuang-buang waktu.