Lebaran semakin dekat dan denyutnya telah terasa. Pasar tradisional disesaki pengunjung yang membeli baju baru dan bahan makanan untuk aneka kue.
Lebaran adalah saat kemenangan bagi umat Islam setelah satu bulan menjalani ibadah puasa. Secara budaya, Lebaran juga adalah saat bersilaturahim, berkumpul bersama handai tolan, sahabat, dan teman.
Mudik menjadi ritual setiap kali tiba Lebaran, tidak peduli perjalanan menuju kampung halaman harus ditempuh dengan susah payah. Ini sebagai akibat keserentakan jutaan manusia bergerak bersama-sama untuk mudik. Kemacetan akan terasa terutama di jalan-jalan pantai utara Jawa. Kita berharap dengan terbangunnya jalan tol dari barat hingga ke timur Jawa akan mengurangi kemacetan yang bisa memakan waktu berjam-jam.
Selain bermaaf-maafan, Lebaran adalah juga saat untuk berbagi. Berbagi dengan saudara yang membutuhkan maupun anggota masyarakat yang belum sejahtera. Biasanya mereka yang mampu akan mengeluarkan infak, sedekah, dan zakat pada bulan suci ini.
Konsumsi rumah tangga umumnya meningkat selama bulan puasa dan kenaikannya tajam mendekati hari Lebaran. Dengan pemerintah telah menetapkan membayar tunjangan hari raya kepada aparatur negara dan para pensiunan pada awal Juni, daya beli sebagian masyarakat akan meningkat.
Kita juga akan melihat banjir remitansi dari pekerja Indonesia di luar negeri menjelang Idul Fitri sebagai bentuk perhatian dan keinginan berbagi kebahagiaan bersama orangtua, istri, suami, dan anak yang ditinggal di Tanah Air. Hal ini juga akan menambah daya beli masyarakat di kantong-kantong pengiriman tenaga kerja yang biasanya belum tergolong daerah makmur.
Kabar baik dari konsumsi yang meningkat dadakan ini adalah belanja tersebut sebagian besar dihabiskan di kampung halaman. Hasil bekerja di rantau selama hampir setahun kini saatnya digunakan untuk menunjukkan keberhasilan bekerja jauh dari kampung halaman. Wujudnya bermacam-macam, mulai dari telepon seluler pintar atau model terbaru, pakaian, sepatu dan tas baru, hingga motor dan mobil baru.
Kita berharap ekonomi berbagi ini akan ikut menggairahkan juga gerak usaha kecil dan menengah di daerah-daerah. Kenaikan konsumsi memang sangat diharapkan dapat menggairahkan perekonomian yang selama tiga tahun terakhir tumbuh lambat, hanya di kisaran 5 persen. Mungkin pada saat seperti ini kenaikan inflasi karena kenaikan konsumsi masyarakat patut disyukuri karena menggambarkan pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, harus diakui libur panjang hampir dua minggu yang ditetapkan pemerintah membuat sebagian anggota masyarakat memilih berlibur ke luar negeri. Bersama kepergian mereka, tersedot juga devisa dari perekonomian dalam negeri.
Pilihan anggota masyarakat berlibur ke luar negeri dapat menjadi cambuk bagi semua pihak terkait terus memperbaiki fasilitas menuju dan di tempat tujuan wisata. Tidak jarang terdengar komentar, lebih murah dan mudah berlibur ke negara tetangga daripada berlibur ke tujuan wisata di luar Jawa.
Kompas, 30 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar