AP PHOTO/ANDREW HARNIK

Presiden AS Donald Trump, kedua kiri dan Ibu Negara Melania Trump, serta Presiden China Xi Jinping dan istrinya Peng Liyuan berpose bersama di Kota Terlarang di Beijing, China, 8 November 2017

Amerika Serikat dan China sepakat mengambil langkah mengurangi defisit perdagangan. Namun, China belum membuat komitmen berapa besar defisit akan dikurangi.

Defisit perdagangan AS dan China pada tahun 2017 mencapai 375 miliar dollar AS. Ekspor AS ke China hanya berkisar 130 miliar dollar AS, sedangkan impor dari China mencapai 506 miliar dollar AS. Seperti jamak diketahui, China dapat memproduksi barang keperluan sehari-hari jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Dalam pembicaraan antara delegasi China dan AS di Washington, Kepala Dewan Ekonomi Nasional AS Lawrence Kudlow mengatakan, pengurangan defisit itu akan mencapai 200 miliar dollar AS hingga tahun 2020. Washington menambahkan, AS akan segera mengirim tim untuk mendetailkan apa saja yang dapat mengurangi defisit perdagangan tersebut.

Wakil Perdana Menteri Liu He yang memimpin delegasi China menyatakan, "Kedua belah pihak sudah mencapai konsensus, dan sepakat tidak akan melakukan perang dagang, serta menghentikan peningkatan tarif."

Awal 2018, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memasang tarif tinggi impor semua produk baja dan aluminium. Keputusan itu diikuti dengan kenaikan tarif impor 1.300 lebih produk China senilai lebih dari 50 miliar dollar AS. AS juga menganggap China melakukan praktik dagang tidak adil terhadap komoditas AS, hingga defisit transaksi berjalan 2017 mencapai 375 miliar dollar AS.

Langkah itu langsung dibalas oleh China dengan mengenakan tarif impor untuk lebih dari 100 barang dari AS, seperti kedelai, pesawat, dan produk otomotif. China pun mengajukan protes lewat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Tahun 1930, AS pernah meningkatkan tarif impor untuk 20.000 jenis produk dari semua negara. Kanada dan banyak negara lain melakukan langkah serupa sehingga nilai ekspor AS turun sampai 60 persen. Namun, kali ini, justru AS yang berinisiatif melakukan pembicaraan dengan China.

Akan tetapi, sejak Kamis hingga Sabtu (17-19/5/2018) di Washington kembali terjadi pembicaraan kedua negara dan berakhir dengan pernyataan bersama. Pernyataan bersama itu sedikit banyak akan meredakan ketegangan di antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini.

Bulan lalu di Beijing juga terjadi pembicaraan antara Wakil PM China Liu He dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Namun, pertemuan Beijing belum menghasilkan sesuatu yang konkret, kecuali AS memberikan daftar "tuntutan" yang perlu dipenuhi guna menghindari perang dagang. Namun, saat itu kedua negara belum mencapai kesepakatan apa pun.