Ayah saya berumur 73 tahun dan beliau sudah menderita penyakit kencing manis dua puluh tahun. Sebagai anak perempuan yang tinggal bersama ayah, sayalah yang mengantar beliau berobat. Di samping kencing manis beliau juga menderita penyakit jantung koroner, gangguan fungsi ginjal, serta gangguan penglihatan mata kanan. Saya mengantarkan ayah berobat ke dokter spesialis penyakit dalam, dokter jantung, dan dokter mata. Biasanya juga ada pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan lain sehingga saya juga harus mengantar beliau untuk menjalani pemeriksaan tersebut.

Jadi, dapat dibayangkan ayah saya setiap bulan berapa kali ke dokter atau laboratorium. Hampir setiap minggu kami ke dokter. Setiap kunjungan ke dokter memakan waktu cukup lama karena dokter yang menangani ayah merupakan dokter yang banyak pasiennya. Untunglah ayah masih mampu berjalan sendiri dan kami mendapat pinjaman mobil dari kakak saya jika berobat. Semuanya ini memudahkan kami untuk mengunjungi dokter atau laboratorium.

Dulu, ayah mendapat obat langsung dari dokter spesialis penyakit dalam, jantung, dan mata. Pernah terjadi ayah mendapat obat yang sama dari dokter yang berbeda untuk keadaan jantungnya. Untunglah cepat diketahui sehingga obat tak terminum melebihi dosis. Sebagai anak yang selalu mendampingi orangtua berobat, saya merasa bahwa terdapat banyak jenis obat pada pengobatan untuk orangtua. Saya tak tahu apakah obat tersebut ada yang saling memengaruhi sehingga khasiatnya terganggu.

Sejak BPJS diberlakukan, saya mengalami perubahan pola layanan. Sekarang yang menjadi pusat pengobatan ayah adalah dokter spesialis penyakit dalam. Kunjungan ke dokter jantung dan mata dapat dikurangi, meski obat dari dokter jantung dan mata tetap diminum. Begitu pula pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain lebih terkoordinasi.

Saya merasa lebih aman dan jika ada masalah dengan ayah saya, dokter spesialis penyakit dalam yang lebih banyak memberikan penjelasan. Saya rasa sistem baru ini lebih baik. Ada dokter yang mengoordinasikan pengobatan sehingga rencana pemeriksaan dan terapi dapat lebih hemat dan waktu pemeriksaan juga lebih jarang. Saya ingin menanyakan apakah keadaan ini karena aturan BPJS ataukah memang seharusnya dalam layanan kesehatan ada dokter utama yang mengoordinasi pengobatan? Terima kasih atas penjelasan dokter.

W di J

Orang yang berusia lanjut memang mengalami berbagai masalah kesehatan. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi organ tubuh, seperti mata, telinga, jantung, paru, tulang, dan otot. Selain itu, pada umumnya, orang berusia lanjut mempunyai beberapa penyakit kronis. Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan orang berusia lanjut, acap kali diperlukan kepakaran beberapa dokter spesialis. Namun, seperti Anda katakan, pengobatan beberapa dokter spesialis tersebut tidak boleh berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi. Harus ada dokter yang mengoordinasi, atau di kalangan kedokteran disebut dokter penanggung jawab. Biasanya yang menjadi dokter penanggung jawab adalah dokter yang menghadapi masalah kesehatan yang utama.

Pada ayah Anda rupanya masalah kesehatan utama adalah diabetes melitus, tetapi mungkin sudah ada komplikasi jantung, ginjal, dan mata. Masalah jantung, ginjal, dan mata yang berada di luar kemampuan dokter spesialis penyakit dalam yang mengobati ayah Anda dikonsultasikan kepada dokter spesialis yang sesuai.

Bagi pasien dan keluarga, dokter penanggung jawab merupakan dokter yang memahami lebih menyeluruh mengenai penyakit pasien. Karena itu, biasanya dokter penanggung jawab juga yang lebih banyak berkomunikasi dengan pasien dan keluarga. Dokter penanggung jawab yang menentukan jika waktunya pasien harus dikonsultasikan kepada spesialis lain. Dari hasil konsultasi akan ditentukan apakah terapi yang dianjurkan oleh dokter yang dikonsulkan dapat dilaksanakan atau tidak.

Dokter penanggung jawab juga memperhatikan berbagai obat yang dianjurkan oleh dokter yang dikonsultasikan, apakah saling memengaruhi atau tidak, juga apakah obat tersebut mengganggu fungsi ginjal dan hati. Jadi, sebenarnya memang dokter penanggung jawab berperan besar dalam melakukan pemeliharaan pemeriksaan pasien. Sering kali pasien atau keluarga ingin dikonsultasikan kepada dokter spesialis lain. Keinginan ini sah saja, tetapi dokter penanggung jawablah yang harus mempertimbangkan, apakah konsultasi itu dibutuhkan atau tidak.

Pelayanan kedokteran sekarang merupakan pelayanan holistik dan terpadu. Pelayanan holistik artinya pelayanan yang memperhatikan aspek fisik, psikis, dan sosial, sedangkan keterpaduan diperlukan agar terapi tidak dilakukan secara terfragmentasi karena yang diobati adalah pasien, manusia yang utuh, bukan hanya ginjal atau jantungnya.

Pendekatan holistik dan terpadu ini bukan hanya lebih menyenangkan bagi pasien, tetapi juga lebih hemat biaya dan waktu. Anda sendiri telah mengalaminya. Rupanya BPJS telah mulai menerapkan pendekatan ini, tetapi sebelum BPJS berlaku, pendekatan holistik dan terpadu ini sudah menjadi kebijakan layanan kedokteran di sejumlah negara. Amerika Serikat yang merupakan negara kaya yang mampu menyediakan biaya kesehatan yang tinggi sekarang sudah menyadari bahwa layanan kedokteran yang terkotak-kotak tidak menghasilkan layanan yang baik meski biaya yang dikeluarkan amat tinggi. Amerika juga sekarang sudah kembali ke layanan kedokteran yang terpadu.

Bagaimana kalau pasien dirawat di rumah sakit? Jika semula yang menjadi dokter penanggung jawab adalah salah seorang dokter berobat jalan, pada perawatan yang menjadi dokter penanggung jawab adalah dokter yang merawat di rumah sakit. Mungkin saja dokter yang mengobati pasien rawat jalan menjadi dokter penanggung jawab kembali ketika pasien dirawat di rumah sakit. Namun, dapat juga dokter penanggung jawab di rumah sakit berbeda dengan dokter pada waktu berobat jalan. Dalam hal ini dokter penanggung jawab di rumah sakit akan menghubungi dokter penanggung jawab sewaktu pasien berobat jalan untuk memperoleh data penyakit pasien sebelum dirawat.

Dengan demikian, kesinambungan pemeliharaan kesehatan pasien dapat dijaga. Masalah yang dihadapi pada waktu perawatan mungkin berbeda. Misalnya, pasien dirawat karena dugaan serangan jantung, maka dokter penanggung jawab sekarang mungkin saja dokter spesialis jantung. Pada penyakit kronis pasien dan keluarga perlu memahami penyakitnya serta pengobatan yang diberikan. Pemahaman pasien dan keluarga akan banyak membantu dokter penanggung jawab di ruang perawatan. Selama perawatan biasanya pasien juga memerlukan bantuan kepakaran spesialis lain.

Konsultasi ke dokter spesialis lain direncanakan oleh dokter penanggung jawab sesuai dengan masalah kesehatan yang ada. Pada waktu perawatan di rumah sakit bukan tak mungkin terjadi pengalihan tanggung jawab sesuai dengan perkembangan penyakit pasien. Pasien dan keluarga perlu memahami siapa dokter penanggung jawab yang baru ini karena beliaulah yang akan mengoordinasi pengobatan selanjutnya.

Dalam layanan kedokteran sekarang banyak tenaga kesehatan yang terlibat, obat yang diberikan juga banyak jenisnya. Karena itu, pasien dan keluarga perlu memahami proses yang terjadi dan menyimpan baik-baik catatan atau surat rujukan yang diberikan agar pengobatan dapat dilanjutkan ketika pasien berobat jalan nanti. Dalam proses pengobatan ini dapat dimengerti pentingnya catatan medik pasien serta kalau mungkin jangan sering mengganti dokter.