AFP/MARK RALSTON

Pemain Jepang berterima kasih kepada para pendukungnya seusai dipastikan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Volgograd Arena, Rusia, Kamis (28/6/2018).  

Jepang menjadi satu-satunya wakil Asia yang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Rusia setelah menempati peringkat kedua pada Grup H.

Hasil yang diraih Jepang ini lebih baik daripada prestasi Asia pada Piala Dunia Brasil 2014. Saat itu, empat wakil Asia, yaitu Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Australia, tersisih pada babak pertama. Adapun di Rusia, untuk pertama kalinya dalam sejarah, putaran final Piala Dunia diikuti oleh lima negara Asia, yakni empat negara tersebut ditambah Arab Saudi.

Jepang lolos meski kalah 0-1 dari Polandia pada laga terakhir Grup H. Tim "Samurai Biru" ini bertahan di peringkat kedua karena pada saat bersamaan Kolombia mengalahkan Senegal, 1-0. Kolombia lolos sebagai juara grup dan Jepang menjadi runner-up meski memiliki nilai, selisih gol, dan produktivitas yang sama dengan Senegal di urutan ketiga.

Jepang lolos karena sistem nilai fair play yang untuk pertama kali digunakan pada Piala Dunia ini untuk menentukan posisi tim yang lolos dari penyisihan grup. Dari tiga pertandingan, Jepang hanya mendapat empat kartu kuning (-4) dibandingkan dengan enam kartu kuning (-6) untuk Senegal. Jepang pun menjadi tim pertama yang lolos ke babak kedua dengan poin fair play.

Dari statistik tim, Jepang bisa disebut tim fair play karena hanya membuat 28 pelanggaran, paling sedikit daripada tim lain. Sayangnya, nilai fair play itu justru tidak tecermin pada laga terakhirnya melawan Polandia. Selama sekitar 10 menit terakhir, pemain Jepang hanya mengontrol bola di tengah lapangan tanpa niat menyerang Polandia meski mereka tertinggal satu gol.

Mengetahui Senegal juga tertinggal satu gol dari Kolombia dan Jepang unggul nilai fair play, Pelatih Akira Nishino memasukkan gelandang senior Makoto Hasebe dengan satu pesan, "Jangan ambil risiko. Jangan sampai mendapat kartu kuning." Catatan pertandingan memperlihatkan, tak ada lagi tendangan ke gawang, tendangan sudut, atau pelanggaran yang dilakukan setelah menit ke-82. Selama itu, 86,5 persen pergerakan bola berada di tengah lapangan.

Meski mengundang cemooh penonton, Nishino mengakui hal itu sebagai pilihan yang harus diambil. Strategi itu terbukti meloloskan Jepang ke babak 16 besar, mengulang prestasi mereka pada Piala Dunia 2002 dan 2010.

Sejak Piala Dunia digelar pertama kali di Uruguay pada 1930, sebanyak 12 negara Asia merasakan tampil pada putaran final Piala Dunia, yang ironisnya diawali oleh Hindia Belanda—kini Indonesia—pada Piala Dunia Perancis 1938. Korea Utara menjadi tim Asia pertama yang lolos ke perempat final pada Piala Dunia Inggris 1966 dan prestasi terbaik Asia dibukukan Korea Selatan yang menjadi semifinalis Piala Dunia 2002, saat menjadi tuan rumah bersama Jepang. Selebihnya, prestasi negara Asia selalu tertahan di babak 16 besar atau malah gagal di babak pertama.

Harapan Asia di Rusia kini tersisa di pundak Jepang. Dengan rencana menambah jumlah peserta menjadi 48 negara pada Piala Dunia 2026, lebih besar peluang bagi negara Asia, termasuk Indonesia, untuk memperlihatkan prestasi. Tentu semua harus dicapai dengan kerja keras dan menjunjung tinggi fair play.


Kompas, 30 Juni 2018