Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 10 Juli 2018

Keadilan dan Tarif Tol LLJ//Pilkada Gubernur Sumatera Utara (Surat Pembaca Kompas)

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Truk pembawa kontainer terjebak kemacetan di Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Tanjung Priok-Cikampek, kawasan Bekasi, Jumat (6/7/2018). Kemacetan disebabkan tingginya volume kendaraan serta penyempitan di Tol Cikampek imbas pembangunan jalan layang tol. 

Keadilan dan Tarif Tol LLJ

Berdasarkan hasil pengumpulan pendapat sebuah media yang diumumkan pada 21-22 Juni lalu, sebesar 51 persen dari 3.703 responden berpendapat bahwa kebijakan baru sistem integrasi tol lingkar luar Jakarta akan merugikan konsumen, 30 persen menguntungkan konsumen, dan 19 persen menjawab tak tahu apakah merugikan atau menguntungkan konsumen.

Ini berarti, kenaikan tarif tol lingkar luar Jakarta (LLJ) yang mulai diberlakukan pemerintah pada awal Juli 2018 tidak memberi rasa keadilan kepada pengguna jalan tol.

Penerapan prinsip berkeadilan untuk setiap kebijakan publik, khususnya pelayanan umum yang memiliki fungsi sosial, akan berdampak positif terhadap persepsi masyarakat terkait dengan peran penting pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan operator jalan tol. Faktanya justru terbalik. Pemerintah secara sepihak akan menaikkan tarif tol LLJ menjadi rata-rata Rp 15.000 untuk semua jarak tempuh di tol LLJ tanpa melakukan survei atau mendengarkan masukan pengguna jalan tol.

Menaikkan tarif tol tanpa rasa keadilan dan sistem pukul rata sungguh sebuah kebijakan tak populer yang justru semakin menunjukkan fungsi jalan tol hanya untuk cari untung semata.

Yosminaldi
Jatikramat Indah Estate I, Jatiasih,
Bekasi, Jawa Barat

Pilkada Gubernur Sumatera Utara

Pilkada Provinsi Sumatera Utara sudah selesai. Berdasarkan hasil hitung cepat, pemenangnya adalah pasangan nomor 1, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. Pasangan nomor 2, Djarot Syaiful Hidayat dan Sihar Sitorus, kalah.

Sebagai warga negara Indonesia sekaligus putra daerah Sumatera Utara yang lahir dan dibesarkan di Balige dan masih punya rumah, sawah, tanah, dan leluhur di sana, tetapi sekarang bermukim di Jakarta, saya menyampaikan, "Selamat menjadi gubernur dan wakil gubernur yang baru untuk Provinsi Sumatera Utara kepada Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. Semoga kalian berdua mampu berbuat yang terbaik untuk provinsi dan seluruh rakyat Sumatera Utara."

Meski demikian, saya ingin menyampaikan beberapa hal penting terkait proses dan hasil Pilkada Sumatera Utara ini.

Dalam masa kampanye dan sebelum masa kampanye dilaksanakan, eksploitasi isu-isu yang primordial dan sektarian marak dilakukan dalam rangka meningkatkan elektabilitas salah satu pasangan.

Eksploitasi itu dilakukan secara terbuka dan melalui jaringan media sosial (WA). Modus operandi ini mengingatkan saya terhadap hal serupa yang pernah dilakukan sewaktu Pilkada Gubernur DKI Jakarta tempo hari.

Eksploitasi sempit seperti ini menyesatkan pikiran pemilih dan, yang paling berbahaya, dapat merugikan kemajuan dan kebaikan Sumatera Utara itu sendiri. Penggiringan opini picik dan menyesatkan ini, saya duga kuat, berasal dari elite daerah ataupun elite pusat untuk menolak pasangan lawannya.

Satu hal lain yang sangat saya sayangkan adalah kelakuan dan ucapan mantan pejabat tinggi negara yang notabene tak pernah tinggal di Sumatera Utara. Berdasarkan jabatan terakhirnya, orang ini semestinya pembela paling gigih NKRI. Namun, ternyata, dia datang di Sumatera Utara pada masa-masa dekat pilkada mengobarkan isu-isu primordial.

Saya sendiri sebagai putra kelahiran Sumatera Utara yang merantau di Jakarta mengutamakan pemimpin yang mampu, jujur, bersih, berani, dan amanah. Tidak peduli dari mana pun asal-usulnya.

Sebaiknya, mantan pejabat itu datang untuk mendukung keutuhan NKRI dan Pancasila, bukan menyemai benih perpecahan dan pertikaian sesama warga Sumatera Utara.

Akhirnya, imbauan saya dari rantau, mari semua warga Sumatera Utara bersatu padu, bergandengan tangan, hati, dan pikiran untuk Sumatera Utara yang baik.

R Managara Tampubolon
Jalan Swadaya I, Pejaten Timur,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Kompas, 10 Juli 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger