Saya berumur 52 tahun dan masih aktif bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan swasta. Selama ini saya dapat menjalankan tugas dengan baik, tetapi sejak enam bulan ini saya mengalami sering berkemih. Dulu saya jika mengendarai kendaraan dapat bertahan 5 jam tanpa harus ke toilet. Namun, sekarang baru mengemudi dua jam sudah timbul keinginan untuk berkemih.
Jika berkemih saya harus mengejan dan air seni sering terputus dan jika saya mengejan mulai keluar lagi. Karena mulai mengganggu tugas, saya ke dokter perusahaan. Dokter perusahaan merujuk ke dokter spesialis urologi. Dokter spesialis ini melakukan colokan di dubur saya dan menyatakan prostat membengkak. Namun, beliau belum tahu apakah pembengkakan tersebut merupakan pembengkakan yang biasa pada laki-laki yang sudah berumur atau suatu kanker.
Saya harus menjalani serangkaian pemeriksaan, seperti ultrasonografi dan juga pemeriksaan darah. Terus terang saya takut, karena paman saya menderita kanker prostat lanjut dan memerlukan terapi yang cukup rumit. Saya berharap pembengkakan prostat hanya karena pembengkakan biasa saja. Selama ini dokter memberi obat untuk mengatasi pembengkakan prostat yang harus saya minum secara teratur.
Menurut dokter, jika gejala semakin berat, apalagi jika saya sampai tak dapat berkemih, kemungkinan prostat saya harus dioperasi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa saya tak ada gejala kanker prostat. Ini melegakan, meski saya masih harus menghadapi masalah gangguan dalam berkemih.
Mengingat tugas saya yang harus berkonsentrasi dalam mengendarai kendaraan, saya sudah siap jika sekiranya harus dioperasi. Pertanyaan saya, apakah penyakit seperti yang saya alami sering didapatkan? Senior saya yang sudah berumur 65 tahun tidak pernah mengalami keluhan seperti saya. Adakah cara mencegah pembengkakan prostat? Apakah orang laki-laki harus memeriksakan keadaan prostatnya secara teratur? Mulai umur berapa pemeriksaan berkala tersebut harus dilakukan? Terima kasih atas penjelasan dokter.
M di B
Kelenjar prostat terletak dekat kandung kemih mengelilingi uretra, saluran yang menghubungkan kandung kemih ke muara saluran kencing. Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan untuk mencairkan semen (mani) sehingga sperma yang dihasilkan dapat hidup dengan baik. Apabila kelenjar prostat membesar, maka dapat menekan saluran uretra sehingga menimbulkan gangguan ketika berkemih. Gangguan tersebut dapat berupa sering ingin kencing, perlu mengejan untuk kencing, berkurangnya pancuran air seni, masih ingin kencing lagi setelah berkemih, dan malam sering terbangun untuk berkemih.
Di samping air seni yang susah keluar, dapat juga terjadi infeksi saluran kemih. Apabila pembengkakan menyebabkan saluran uretra tertutup, air seni tak dapat keluar dan menumpuk di kantong kemih. Pada keadaan ini diperlukan kateterisasi untuk mengeluarkan air seni yang tertahan tersebut.
Pembengkakan kelenjar prostat biasanya terjadi pada laki-laki berumur di atas 40 tahun. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar laki-laki berumur 40 sampai 50 tahun sudah mengalami pembengkakan kelenjar prostat. Meski demikian, tidak semua pembengkakan kelenjar prostat memerlukan tindakan operasi.
Pada pembengkakan kelenjar prostat ringan dokter mungkin berusaha hanya memberi obat saja. Namun, jika sudah terjadi pembengkakan yang menghambat pengeluaran air seni, dokter akan mempertimbangkan tindakan operasi. Operasi prostat sudah lazim dilaksanakan di rumah sakit di seluruh Indonesia. Operasi ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis urologi atau jika tak tersedia, oleh dokter bedah yang terlatih.
Pembengkakan kelenjar prostat perlu dibedakan, apakah hanya pembengkakan saja atau suatu kanker. Tindakan untuk kedua keadaan ini berbeda. Jika terjadi kanker prostat, pengobatannya melibatkan operasi. Pada kanker prostat yang dini operasinya berupa operasi prostat radikal. Namun, tindakan ini dapat merupakan upaya penyembuhan kanker. Operasi prostat radikal merupakan operasi besar yang tidak hanya melibatkan kelenjar prostat, tetapi juga kandung kemih, serta saluran uretra dan kelenjar sekitar.
Di beberapa negara operasi prostat radikal ini dilakukan dengan bantuan robot (robotic surgery). Jika telah terjadi penyebaran kanker prostat, tindakan akan tergantung pada stadium kanker. Tindakan tersebut dapat berupa operasi, radiasi, kemoterapi, atau terapi hormon.
Kanker prostat merupakan kanker yang sering ditemukan pada laki-laki. Karena itu, upaya deteksi dini perlu dilakukan. Laki-laki yang berumur di atas 40 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kelenjar prostat secara berkala. Pemeriksaan tersebut dilaksanakan dengan pemeriksaan klinis yang meliputi riwayat berkemih, pemeriksaan fisik termasuk colok dubur, dan kemungkinan juga memerlukan pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan laboratorium penanda tumor.
Di negeri kita kebiasaan untuk pemeriksaan berkala kelenjar prostat ini belum sering dilakukan. Seharusnya setiap orang laki-laki memahami bahwa dia berisiko mengalami pembengkakan kelenjar prostat jika sudah memasuki usia 40 tahun. Sebaiknya pada usia tersebut mulai berkonsultasi dengan dokter untuk menilai keadaan prostat. Kebiasaan pemeriksaan berkala di kantor untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan prostat pada laki-laki. Melalui deteksi dini akan dapat didiagnosis pembengkakan prostat dan jika ada kanker prostat, kanker tersebut dapat didiagnosis pada stadium dini.
Di negeri kita sudah mulai populer pemeriksaan dini kanker serviks dan payudara. Meski pemeriksaan dini kanker prostat tak semudah pemeriksaan dini kanker serviks dan payudara, hendaknya pemeriksaan ini mulai dimasyarakatkan. Layanan kesehatan, baik layanan kesehatan primer maupun sekunder, hendaknya memberi informasi tentang kanker prostat dan menyediakan pemeriksaan untuk deteksi dininya.
Saya dapat memahami kesulitan yang Anda hadapi dalam tugas sehari-hari karena gangguan berkemih ini. Saya percaya dengan dukungan dokter Anda, maka Anda akan dapat mengatasi kesulitan tersebut. Saya berharap obat-obat yang diberikan dokter akan dapat mengurangi gangguan berkemih Anda. Tetaplah berkonsultasi dengan dokter secara teratur sehingga Anda dan dokter akan dapat memilih cara terapi yang tepat untuk mengatasi gangguan berkemih.
Sementara itu, upayakan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Memilih makanan yang bergizi dan seimbang, melakukan olahraga secara teratur, serta bersemangat menghadapi kehidupan ini. Semoga Anda sekeluarga dalam keadaan sehat selalu
Kompas, 7 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar