Foto satelit menunjukkan Korea Utara membongkar fasilitas pengembangan mesin rudal balistik. Hal ini dinilai merupakan langkah maju.

Pada 12 Juni 2018, dua seteru, Amerika Serikat dan Korea Utara, bertemu di Singapura. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un ini bersejarah karena baru pertama kali terjadi setelah berlangsung perang tahun 1950-1953 yang membelah Semenanjung Korea. Jadi, meskipun era Perang Dingin Blok Barat dan Blok Timur sudah berakhir sejak awal 1990-an, baru pada bulan lalu, pemimpin puncak kedua negara berjabat tangan serta berbicara langsung.

Apa yang terjadi di Singapura itu baru awal. Komitmen Kim Jong Un untuk mengakhiri program nuklir tidak berarti denuklirisasi dapat dipastikan akan terwujud. Ada proses panjang yang meliputi kesediaan Washington memberikan konsesi hingga pengecekan langsung di lapangan atas pelaksanaan tahapan denuklirisasi.

Bahkan, beberapa waktu sebelum foto satelit yang diambil tanggal 20 Juli itu diumumkan, ada sedikit "ketegangan" yang terjadi antara Pyongyang dan Washington. Korut menyebut AS memakai pendekatan "gangster" untuk mendorong rezim negara itu mau melakukan denuklirisasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Korut setelah kedatangan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Pyongyang.

Dengan pernyataan Korut itu, sempat muncul kekhawatiran bahwa ketegangan akan kembali terjadi di Semenanjung Korea. Pyongyang bisa saja akan meninggalkan kesepakatan di Singapura dan melanjutkan uji coba nuklir maupun rudal balistik, seperti dijalankannya pada 2017.

Namun, perkembangan positif kini terjadi di Semenanjung Korea. Foto satelit yang menunjukkan Korut membongkar fasilitas pengembangan mesin rudal balistik membuktikan bahwa ada harapan perdamaian terwujud di semenanjung tersebut. Kemunculan foto satelit terjadi di tengah meningkatnya pertanyaan akan kelanjutan langkah-langkah konkret pasca-pertemuan Trump-Kim Jong Un di Singapura.

Bagaimanapun situasi ini harus terus dijaga karena foto satelit bukan tujuan akhir. Pompeo mengingatkan, hasil akhir adalah denuklirisasi penuh Semenanjung Korea. Bahkan, ada kalangan menilai, pembongkaran fasilitas di lokasi peluncuran satelit Sohae tidak berarti Korut telah memulai proses pengurangan kapasitas militer.

Karena itu, Pompeo tetap meminta agar dilakukan pengecekan oleh tim di lapangan. Dengan verifikasi langsung, baru akan bisa dibuktikan apakah pemenuhan komitmen pertemuan di Singapura benar-benar sedang berlangsung atau tidak.