KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pasangan Bakal calon Presiden dan Bakal Calon Wakil Presiden Joko widodo-Maaruf Amin berfoto bersama pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) usai mendaftarkan diri sebagai bacapres dan bacawapres Periode 2019-2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Tahapan Pemilu 17 April 2019 terus bergerak. Dua pasangan calon presiden dan wapres akan ikut dalam kontestasi. Situasinya sama dengan Pemilu 2014.

Setelah melalui negosiasi politik yang alot dan manuver politik yang banyak memunculkan kejutan, akhirnya teka-teki siapa calon wakil presiden di kedua kubu terjawab sudah. Presiden petahana Joko Widodo (57) memilih calon wakil presiden berlatar belakang ulama, yakni Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga Rois Aam PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin (75) sebagai calon wapres.

Sementara Prabowo Subianto (66) memilih Wakil Gubernur Jakarta dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno (49). Setelah menjadi calon wapres, Sandiaga mundur sebagai Wakil Gubernur Jakarta dan mundur pula dari posisi sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Dengan hadirnya dua sosok capres, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi, yang akan berkontestasi dalam Pemilu 2019, kita berharap kontestasi politik bisa berlangsung lebih rasional dan tidak lagi mengedepankan politik identitas. Kampanye pemilu haruslah merupakan perdebatan gagasan, perdebatan program, perdebatan platform untuk menghadirkan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan wakil calon presiden Sandiaga Uno saat mendaftar ikut serta dalam Pemilu 2019 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Pemilu Presiden 2019 akan diikuti 186 juta pemilih. Adapun jumlah pemilih milenial pada April 2019 berusia 17-35 tahun sebesar 41,8 persen. Proporsi jumlah pemilih milenial cukup besar untuk bisa menangguk suara. Setelah capres dan cawapres terpilih, biarlah rakyat menilai, siapa pasangan yang lebih
bisa membawa bangsa Indonesia lebih maju dan rakyat lebih sejahtera.

Sebagai petahana, publik bisa menilai kinerja Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Berdasarkan sejumlah survei, masalah ekonomi merupakan satu isu yang paling banyak mendapat sorotan publik. Meskipun isu ekonomi terkait dengan perkembangan ekonomi global, kinerja tim ekonomi Kabinet Kerja akan mendapat ujian pada saat Pemilu 2019.

Esensi dari sebuah pemilu adalah "meneruskan" atau "perubahan". Rakyat akan menjadi juri untuk menilai kinerja pemimpinnya. Jika memang kinerja Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla dipandang tidak memuaskan, publik bisa saja memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebaliknya, kubu Prabowo-Sandiaga Uno bisa saja menawarkan proposal alternatif untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.

Sebaliknya, jika publik menilai kinerja Presiden Jokowi memuaskan, bisa saja pemilih memberikan mandat kembali kepada Presiden Jokowi untuk lima tahun ke depan. Memberikan mandat kembali kepada pemimpin petahana atau mengganti pemimpin itulah esensi dari pemilu.