REUTERS/PYEONGYANG PRESS CORPS/POOL

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melambaikan tangan ke arah warga didampingi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat pawai mobil di Pyongyang, Korea Utara, Selasa, 18 September 2018. Kedua pemimpin itu kembali bertemu untuk makin memantapkan langkah damai di Semenanjung Korea. 

Pertemuan hingga Kamis besok antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan tugas berat yang diemban Moon.

Dengan pertemuan mereka yang dimulai pada Selasa (18/9/2018) di Pyongyang itu, Moon dan Kim telah bertemu tiga kali sepanjang 2018. Dua pertemuan sebelumnya diadakan menjelang pembicaraan Kim dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, 12 Juni silam, di Singapura.

Setelah disambut hangat di Bandara Pyongyang, Moon mendapat ucapan terima kasih dari Kim atas perannya mewujudkan pertemuan di Singapura. Bagi Pemimpin Korut, pertemuannya dengan Trump telah membuat keamanan di kawasan stabil. Di Singapura, kedua pemimpin sepakat mewujudkan denuklirisasi dan menciptakan perdamaian sejati di Semenanjung Korea.

Namun, kini upaya denuklirisasi tampak macet. Korut ingin AS menyetujui terlebih dahulu perjanjian damai guna mengakhiri secara tuntas Perang Korea. Di sisi lain, AS menuntut Korut terlebih dulu menghancurkan semua persenjataan nuklir.

Tak ada titik temu di antara kedua pihak. Situasi buntu, apalagi dikabarkan, seperti tercantum dalam tulisan di The New York Times edisi 18 September 2018, intelijen AS berdasarkan antara lain citra satelit menyebut Korut masih melanjutkan pengembangan senjata nuklir seperti sebelumnya.

Dalam konteks inilah pertemuan ketiga Moon dan Kim menjadi sangat penting. Tugas berat diemban oleh Moon untuk membuat kehadirannya di Pyongyang selama tiga hari menjadi pemecah kebekuan upaya denuklirisasi dan penciptaan perdamaian sejati di Semenanjung Korea.

Posisi penting Moon ini juga tecermin lewat informasi dari pejabat yang dekat dengannya bahwa Presiden Korsel diminta oleh Trump untuk menjadi pemimpin negosiator antara dirinya dan Kim. Tidak tampak jelas agenda pertemuan mereka di Pyongyang, tetapi secara garis besar Moon berupaya menyusun solusi yang menggabungkan kerangka kerja denuklirisasi dengan deklarasi bersama berakhirnya Perang Korea.

Keberhasilan pertemuan Moon dengan Kim di Pyongyang akan mengantar terwujudnya pembicaraan kedua kalinya antara Pemimpin Korut dan Presiden AS. Belum lama ini, Trump dan Kim memang memberi isyarat ingin kembali bertemu. Belum jelas kapan dan di mana kedua pemimpin merencanakan pertemuan lanjutan. Namun, jadi tidaknya pertemuan ini ditentukan oleh keberadaan Moon selama tiga hari di Pyongyang.