AMER ALHAMWE / AFP

Perempuan Suriah membawa anak saat ia berjalan melewati tenda di sebuah kamp untuk warga sipil terlantar di Provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak, pada 5 September 2018.

Jika Idlib di Suriah diserbu besar-besaran, Turki menghadapi masalah kian berat. Di tengah gejolak ekonomi, ratusan ribu pengungsi masuk ke negara itu.

Idlib, wilayah negara Suriah yang berbatasan dengan Turki, merupakan salah satu kantong terakhir tempat milisi oposisi Suriah bertahan. Lebih kurang 2,5 juta orang tinggal di Idlib, meliputi antara lain milisi pemberontak dan keluarga yang meninggalkan daerah mereka sebelumnya. Eksodus pemberontak menuju Idlib sebelum ini memang menjadi bagian dari kesepakatan pemberontak dengan Pemerintah Suriah saat militer Damaskus menggempur basis-basis oposisi. Seiring menguatnya kubu Presiden Bashar al-Assad yang disokong Rusia serta Iran, kini kian sedikit wilayah yang dikuasai pemberontak.

Dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bulan lalu, serbuan besar terhadap Idlib diperkirakan akan membuat 250.000-700.000 penduduknya mengungsi. WHO menyebutkan, situasi ini akan membuat terjadi peningkatan kebutuhan bantuan kemanusiaan, terutama layanan kesehatan darurat.

Hampir semua pengungsi Suriah diperkirakan pergi menuju Turki. Bagi Ankara, hal ini merupakan masalah besar.

Akibat konflik bersenjata di negara tetangganya tersebut selama bertahun-tahun, Turki telah menampung sekitar 3 juta warga Suriah. Semula pengungsi diterima dengan baik. Solidaritas, keramahtamahan diperlihatkan oleh penduduk Turki.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, sentimen negatif mulai muncul. Ada tekanan kian kuat dari masyarakat Turki agar pengungsi segera kembali ke Suriah. Pengungsi dinilai menikmati terlalu banyak fasilitas layanan sosial yang disediakan Turki.

Di sekolah-sekolah dilaporkan, sentimen negatif terhadap anak-anak Suriah juga bermunculan. Ada hampir 500.000 anak-anak Suriah terdaftar dalam sistem sekolah umum Turki, seperti dilaporkan The Washington Post yang mengutip data Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef). Pendukung Recep Tayyip Erdogan secara terang-terangan telah menyebut Presiden Turki itu bertanggung jawab atas masuknya sekitar 3 juta pengungsi Suriah. Isu pengungsi ini dimanfaatkan oleh lawan Erdogan dalam kampanye pemilu beberapa waktu silam.

Dalam situasi inilah Erdogan sangat berkepentingan serbuan besar-besaran tak dilakukan Pemerintah Suriah yang disokong Iran serta Rusia. Menjelang pertemuan Turki, Iran, dan Rusia mengenai Suriah di Teheran, Jumat ini, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menyerukan agar dibuat strategi bersama memerangi milisi ekstrem di Idlib. Aksi mengebom Idlib secara keseluruhan bukan tindakan tepat. Dengan kata lain, Turki ingin aksi militer lebih terarah sehingga tak memicu pengungsian masif. Gelombang baru pengungsi ke Turki akan kian membuat popularitas Erdogan anjlok di tengah kondisi ekonomi yang sulit.