Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 14 November 2018

Ke Sekolah Bertaruh Nyawa//Penjelasan BNI//Penjelasan BNI//Halte Tergusur di Cilegon//Tanggapan Telkomsel//Monumen Kecil di Katedral Jakarta (Surat Pembaca Kompas)


Ke Sekolah Bertaruh Nyawa

Bersekolah sambil mempertaruhkan nyawa ternyata terjadi di sejumlah daerah pelosok. Di daerah Merauke, Papua, murid-murid SD pergi ke dan pulang dari sekolah menggunakan perahu yang dikayuh sendiri sambil menghadapi risiko diterkam buaya.

Keadaan alam itu tergolong salah satu kendala pengembangan pendidikan di bumi Papua, khususnya Merauke dan sekitarnya, seperti yang dihadapi Pemerintah Belanda tempo dulu. Untuk mengatasinya, yayasan gereja Katolik di Merauke mendirikan sekolah-sekolah tingkat SD dan sekolah kejuruan (keperawatan, keguruan, dan teknik) yang dilengkapi asrama, masing-masing untuk murid putri dan murid putra. Semua kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain ditanggung sepenuhnya oleh yayasan.

Murid-murid yang ditampung berasal dari sejumlah daerah selatan dan pedalaman Papua. Waktu itu belum ada pengerukan harta karun bumi Papua di Timika, kini pengerukan di Timika berlangsung cukup lama.

Bagaimana jika sebagian harta karun yang dikeruk di Timika itu disisihkan sebagian untuk mendongkrak pembangunan di Papua dalam pendidikan? Misalnya dengan mendirikan sekolah dilengkapi asrama sebagaimana dilakukan Pemerintah Belanda tempo hari. Dengan demikian, murid dapat bersekolah tanpa mempertaruhkan nyawa menantang keganasan buaya rawa.

Will DUF
Sukamaju, Padalarang,
Kab Bandung Barat, Jawa Barat

Penjelasan BNI

Menanggapi keluhan Bapak Efri Novianto di harian Kompas (16/10/2018), "Layanan Bank Mengecewakan", kami dari BNI telah menghubungi Bapak Efri Novianto untuk mengonfirmasi penyelesaian masalah tersebut. Bapak Efri Novianto memberikan respons positif dan dapat menerima penjelasan yang disampaikan dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih atas masukan dan kesetiaan Bapak Efri Novianto untuk senantiasa tetap menggunakan produk BNI.

Kiryanto
Corporate Secretary BNI

Halte Tergusur di Cilegon

Kini warga Kota Cilegon mulai bangga dengan kotanya. Fasilitas publik yang dulu sangat minim sekarang hampir semua sudah tersedia: alun-alun kota, taman bermain anak-anak, hingga wadah olahraga dan hiburan. Namun, ada satu hal yang terlupakan: halte.

Dulu, sebelum ada pembangunan saluran air dan trotoar, halte bertebaran mulai dari gerbang PCI Cibeber hingga depan Polres Cilegon. Kini, halte tinggal di depan Matahari (lama), di samping Supermal, dan di depan Kantor Polres. Yang lain tergusur pembangunan trotoar dan saluran air.

Kami memohon Pemerintah Kota Cilegon membangun kembali halte-halte yang dulu ada karena sangat dibutuhkan anak-anak kami dan warga lain untuk bernaung menunggu angkot.

Nopiar Makawaru
Pondok Cilegon Indah (PCI),
Cibeber, Cilegon, Banten


Tanggapan Telkomsel

Merujuk pada surat pembaca di Kompas (18/10/2018), "Kuota Internet", oleh Bapak Alexander Samuel Partogi, kami sampaikan bahwa Telkomsel telah melakukan pemeriksaan terhadap kendala yang dialami pelanggan.

Telkomsel telah menghubungi langsung Bapak Alexander SP sekaligus memberikan penjelasan dan solusi terbaik. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami serta terima kasih atas saran dan kritik yang disampaikan kepada Telkomsel.

Beragam informasi produk, fitur, dan layanan self care dari Telkomsel dapat diakses tanpa biaya melalui peramban interaktif *111# untuk kartu Halo, *999# untuk Simpati, *100# untuk Kartu As, dan *567# untuk Loop.

SINGUE KILATMAKA
Manajer Relasi Media PT Telekomunikasi Selular

Monumen Kecil di Katedral Jakarta

Setelah membaca "Pesan dari Tempat Kongres Pemuda II" di Kompas (1/11/2018), saya punya usul. Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda adalah momen bersejarah. Pembukaan kongres itu ternyata di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond yang kini jadi Gedung Pertemuan Gereja Katedral di sisi utara Katedral Jakarta. Untuk mengenang momen bersejarah itu, saya usul agar Keuskupan Agung Jakarta membangun monumen kecil, entah di samping atau di depan atau dalam bentuk apa pun.

WIYATNI KAMAH
Jalan Poncol Jaya, Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan

Kompas, 14 November 2018
#suratpembacakompas 
#kompascetak
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger