Krisis politik berlangsung di Sri Lanka. Dipecat oleh Presiden Maithripala Sirisena, Ranil Wickremesinghe tetap merasa sebagai perdana menteri yang sah.
Wickremesinghe dicopot pada akhir pekan lalu. Ia digantikan Mahinda Rajapaksa, Presiden Sri Lanka periode 2005-2015. Sirisena menyebut, pencopotan itu karena ada konspirasi pembunuhan terhadapnya oleh anggota kabinet Wickremesinghe.
Rajapaksa yang ditunjuk untuk menggantikan Wickremesinghe adalah bekas orang kuat di negara itu. Pada era dia berkuasa sebagai presiden, perang saudara melawan pemberontak Tamil berakhir tahun 2009. Perang saudara yang menewaskan total sekitar 100.000 orang itu berlangsung hampir tiga dekade. Pada fase terakhir perang, puluhan ribu milisi kelompok ekstrem Tamil diperkirakan meninggal.
Sirisena membekukan parlemen hingga tanggal 16 November. Pembekuan tampaknya bertujuan agar Rajapaksa memiliki waktu mengumpulkan kekuatan dan terhindar dari mosi tidak percaya. Di sisi lain, parlemen menghendaki lembaga legislatif dapat bersidang kembali. Ada mayoritas anggota parlemen yang menghendaki sidang dimulai. Di parlemen, partai Wickremesinghe, Partai Nasional Bersatu, adalah mayoritas.
Situasi politik yang buntu terasa kian mencemaskan karena ribuan orang turun ke jalan di Ibu Kota negara itu, Colombo. Organisasi-organisasi pendukung Rajapaksa juga mendatangi kantor media untuk memastikan agar mereka memihak tokoh tersebut. Tekanan terhadap kebebasan media dan ancaman keselamatan wartawan dalam konflik di Sri Lanka menjadi keprihatinan komunitas internasional.
Perkembangan politik Sri Lanka yang berpenduduk 22 juta jiwa mendapat perhatian negara-negara besar. China, lewat duta besarnya, buru-buru menemui Rajapaksa dan Wickremesinghe. Kementerian Luar Negeri China menyatakan kepercayaannya bahwa pemerintah dan rakyat Sri Lanka bijaksana menangani krisis.
Mereka berharap perebutan kekuasaan bisa diselesaikan dan kedua pihak berdialog demi menjamin stabilitas. Upaya merespons dengan cepat juga diperlihatkan India yang berusaha menjalin kontak dengan Rajapaksa. Adapun Amerika Serikat memperingatkan agar kedua pihak bertindak seusai konstitusi.
Saat berkuasa, Rajapaksa dekat dengan China. Pembangunan pelabuhan dan infrastruktur lain yang didanai China diwujudkan di era kekuasaannya. Utang yang membengkak membuat pemerintahan baru kesulitan membayarnya ke China. Sebaliknya, Wickremesinghe cenderung condong ke India. Sebelum dipecat, ia dikabarkan tengah bersiap untuk bertemu pemimpin India.
Persaingan China dan India terjadi di Asia Selatan. Sri Lanka yang berada di tepi samudra berposisi strategis. Menguasai pelabuhan di negara itu memberikan keuntungan bagi siapa pun yang hendak mendominasi jalur penting di Samudra Hindia menuju Laut China Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar