Prita H. Ghozie

Tidak terasa kita sudah sampai di akhir tahun 2018. Dalam hal keuangan, apakah berbagai tujuan keuangan sudah tercapai? Hidup mungkin ingin direncanakan, tetapi ada hal-hal yang terjadi di luar kendali. Akhir tahun adalah momen yang tepat untuk melakukan evaluasi sebagai catatan perbaikan di tahun berikutnya.

Saya mengidentifikasi ada beberapa hal yang dapat menjadi area perbaikan pada setiap keuangan rumah tangga.

Pertama, jumlah kemajuan penambahan aset. Area pertama ini mengidentifikasi saldo berbagai aset yang Anda miliki sejak awal tahun 2018 hingga saat ini. Apakah Anda berhasil meningkatkan saldo aset investasi atau malahan meningkatkan saldo pinjaman.

Cara melakukan evaluasi adalah dengan membuat daftar semua aset investasi dan aset konsumsi yang dimiliki, seperti tabungan, rumah, dan perhiasan. Berikutnya buat juga daftar saldo pinjaman yang belum lunas. Selisih antara jumlah aset dan jumlah pinjaman merupakan kekayaan bersih Anda.

Secara umum, setiap orang sebaiknya mengalami peningkatan kekayaan bersih setidaknya 10 persen setiap tahunnya jika masih dalam tahapan kehidupan yang produktif. Lakukan evaluasi terhadap berapa jumlah penghasilan yang diperoleh selama tahun 2018 serta kenaikan penghasilan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Apabila Anda mengalami kenaikan penghasilan sebanyak 10 persen, maka idealnya tahun ini terjadi penambahan jumlah aset sebesar minimal 10 persen sejak tahun lalu. Sumbernya berasal dari penyisihan 10 persen untuk tabungan dan investasi. Dengan demikian, Anda patut membuat catatan bilamana tidak ada penambahan saldo aset dalam neraca pribadi.

Kedua, evaluasi tujuan keuangan yang sudah tercapai. Tengok kembali catatan tujuan keuangan yang telah disusun di awal tahun 2018. Biasanya sebuah rumah tangga memiliki tujuan keuangan, seperti dana pendidikan anak dan dana haji.

Jika ada tujuan keuangan yang belum tercapai, kira-kira apa penyebabnya? Apakah tidak ada sumber dana untuk memenuhi tujuan atau ada hal kejadian lain yang mengganggu tercapainya tujuan tersebut.

Ketiga, evaluasi saldo dana darurat. Dana darurat untuk rumah tangga yang ideal jumlahnya setara tiga bulan dikalikan dengan pengeluaran rutin. Tahun 2018 menjadi salah satu tahun yang berat bagi sejumlah kalangan masyarakat. Bencana alam yang terjadi, sedikit ataupun banyak, bisa berdampak terhadap keuangan rumah tangga.

Untuk mengantisipasi kehidupan di masa sulit, dana darurat sebaiknya dipersiapkan. Sebagai contoh, jika pengeluaran rutin keluarga sebesar Rp 5 juta setiap bulannya, maka dana darurat minimal yang perlu dimiliki adalah Rp 15 juta. Dana darurat tersebut perlu ditempatkan di rekening terpisah dari rekening untuk kebutuhan operasional.

Keempat, evaluasi jumlah pinjaman. Terkadang, untuk meraih beberapa tujuan keuangan, berutang atau mengambil pinjaman menjadi salah satu strategi. Hal umum adalah mengambil pinjaman untuk membeli rumah tinggal dan kendaraan.

Namun, saat ini pinjaman daring sangat marak hingga pembelian konsumtif pun akhirnya didorong dengan berutang. Sebenarnya berutang diperbolehkan asal sesuai dengan kemampuan keuangan.

Rasio berutang yang sehat diperoleh dengan membagi penghasilan bulanan dengan angka 3. Misalnya, jika setiap bulan penghasilan sebesar Rp 10 juta, maka maksimum cicilan utang yang sebaiknya diambil adalah Rp 3,3 juta.

Jika jumlah cicilan utang saat ini lebih dari 1/3 penghasilan bulanan, berarti Anda perlu melunasi sebagian utang yang dimiliki hingga cicilan utang turun ke batas sehat.

Apabila saldo utang tidak berkurang bahkan bertambah, maka Anda sebaiknya melakukan aktivitas 3R, yaitu renegotiate, restructure, dan refinance.

Opsi pertama adalah melakukan negosiasi ulang dengan pihak pemberi pinjaman tentang cara pembayaran cicilan atau renegotiate.

Opsi kedua adalah memperpanjang durasi pinjaman agar jumlah cicilan lebih sesuai dengan kemampuan keuangan atau restructure. Opsi ketiga adalah mengalihkan pinjaman ke alternatif pinjaman baru yang lebih lunak, mungkin karena ada promosi suku bunga.

Langkah ini disebut refinance. Jika tidak berhasil juga, langkah terakhir adalah menjual aset yang sudah dibeli dengan utang. Situasi itu berarti Anda belum mampu untuk memiliki aset tersebut.

Kelima, kegiatan menabung dan investasi setiap bulan. Setiap orang sebaiknya menyisihkan sebagian penghasilan untuk menabung dan investasi.

Harapannya, uang hasil tabungan dan investasi itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat masa pensiun atau sudah tidak lagi aktif berpenghasilan.

Rasio menabung dan investasi yang sehat adalah minimal 15 persen dari penghasilan bulanan.

Saya sarankan untuk mulai mengubah teknik berinvestasi dengan membuat sistem setoran yang otomatis setiap tanggal tertentu.

Sistem di bank ataupun platform daring akan memotong saldo rekening tabungan untuk ditempatkan dalam rekening tabungan lain atau rekening investasi seperti reksa dana.

Dengan menerapkan sistem seperti ini, dana investasi akan aman, dalam arti tidak terpakai untuk konsumsi lainnya.

Selain melakukan evaluasi terhadap proses dan kedisiplinan dalam menabung dan investasi, Anda juga sebaiknya melakukan evaluasi terhadap kinerja hasil menabung dan investasi hingga saat ini.

Jika Anda memiliki portofolio aset investasi yang tersebar dalam beberapa jenis dan kelas aset, maka secara umum tingkat kenaikan aset akan bervariasi.

Pengalihan aset investasi hanya perlu dilakukan jika komposisi antara aset yang defensif dan agresif sudah di luar batasan profil risiko investasi yang disarankan. Selamat Tahun Baru. Live a beautiful life!