Masa pensiun yang bahagia diartikan sebagai masa pensiun dengan kemampuan cukup untuk membiayai kebutuhan dengan gaya hidup yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan saat masih bekerja.
Pensiun tanpa harus bergantung kepada anak-anak, dapat pula jalan-jalan berwisata menikmati hari tua, setelah bertahun-tahun bekerja.
Sebuah survei dari salah satu perusahaan asuransi di Asia menunjukkan, rata-rata orang mulai sadar perlunya persiapan pensiun pada saat usianya sudah 49 tahun. Kalau data itu kita kaitkan dengan usia pensiun normal pegawai di Indonesia, berarti hanya tersisa waktu tujuh tahun menuju usia pensiun normal yang biasanya sekitar pada usia 56 tahun.
Sebuah realitas lainnya menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan baru memberikan pelatihan masa persiapan pensiun ketika karyawan berusia 52 tahun ke atas. Realitas ini menunjukkan sebenarnya mayoritas karyawan terlambat mempersiapkan dana pensiun untuk hidup secara mandiri.
Bagi para pegawai yang bekerja di perusahaan, dana pensiun hari tua biasanya sudah disiapkan melalui pemotongan gaji yang dilakukan setiap bulan untuk diikutsertakan dalam program dana pensiun.
Perusahaan juga memberikan kontribusi untuk dana pensiun pegawai. Dengan begitu, baik disadari maupun tidak, kita sudah menabung untuk hari tua.
Meski demikian, apakah kita pernah berpikir dana pensiun yang disiapkan organisasi atau perusahaan itu cukup untuk masa tua kita nantinya dengan menimbang inflasi yang terjadi setiap tahun?
Jika ingin menjalani masa pensiun dengan gaya hidup yang sama seperti saat masih bekerja, kita harus mulai menghitung target dana pensiun sesuai dengan ekspektasi gaya hidup kita pada masa yang akan datang.
Kalau target dana pensiun cukup besar, kita sebaiknya perlu mulai menyiapkan dana pensiun tambahan untuk memenuhi target dana pensiun. Itu tentu di luar rutinitas kita menabung pada dana pensiun yang telah dipersiapkan organisasi.
Saat ini terdapat berbagai macam alat yang dapat membantu kita dalam menghitung kebutuhan dana pensiun. Beberapa situs bank-bank dan perusahaan asuransi terkemuka memberikan pelayanan penghitungan kebutuhan dana pensiun.
Dari beberapa sumber situs yang dikunjungi, terdapat sejumlah informasi yang perlu dipersiapkan oleh seseorang dalam menghitung target dana pensiun.
Hal itu antara lain biaya hidup bulanan saat ini, asumsi rata-rata tingkat inflasi, jangka waktu umur kita hingga pensiun, usia harapan hidup setelah pensiun (life expectancy), nilai return investasi yang diharapkan, baik pada saat masih bekerja maupun pada saat pensiun.
Selain itu, juga perlu dihitung nilai nominal investasi pegawai setiap bulan, baik melalui dana pensiun yang ada maupun tabungan pribadi.
Hitung kebutuhan
Untuk membuat perhitungan lebih riil, penulis mencoba melakukan perhitungan berdasarkan informasi asumsi di atas. Berikut beberapa asumsi informasi yang digunakan penulis dalam menghitung besarnya kebutuhan dana pensiun.
Asumsi ini bisa saja diubah bergantung pada profil pegawai saat akan menghitung kebutuhan dana pensiun (umur, usia pensiun, dan usia harapan hidup setelah pensiun).
Pada kondisi saat ini, penulis mengasumsikan setiap bulan akan melakukan iuran ke BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 500.000. Selain itu, penulis juga berasumsi akan menabung sebesar Rp 1.000.000 dan rutin berinvestasi Rp 1.500.000 dengan ekspektasi imbal hasil 10 persen per tahun (melalui investasi reksa dana saham) pada saat masih bekerja serta 6,5 persen (investasi reksa dana pendapatan tetap) pada saat sudah pensiun.
Terkait dengan pengeluaran tiap bulannya, penulis mengasumsikan pengeluaran rutin bulanan saat ini Rp 10.000.000 per bulan. Nominal pengeluaran rutin tentu saja berbeda-beda bergantung pada gaya hidup seseorang. Semakin tinggi gaya hidup seseorang tentu saja akan meningkat nominal pengeluaran rutin. Hal itu akhirnya memengaruhi kebutuhan dana pada masa yang akan datang.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan menggunakan asumsi di atas, kebutuhan dana pensiun yang dibutuhkan saat pensiun agar sesuai dengan besar pengeluaran rutin pada saat sebelum pensiun adalah Rp 9,27 miliar.
Dari kebutuhan itu, sebesar Rp 4,1 miliar telah dicukupi dengan rutinitas menabung baik melalui BPJS Ketenagakerjaan, tabungan, maupun investasi sesuai dengan informasi di atas. Meski demikian, masih terdapat defisit sebesar Rp 5,17 miliar agar kebutuhan dana pensiun terpenuhi.
Untuk menutupi kekurangan ini, sesuai perhitungan menggunakan asumsi di atas, pegawai perlu secara rutin menyisihkan Rp 2,62 juta tambahan melalui dana pensiun selama 30 tahun yang akan datang.
Untuk memastikan dana pensiun yang Anda kumpulkan mencukupi kebutuhan Anda di kemudian hari, carilah informasi mengenai nominal dana pensiun yang Anda sisihkan tiap bulannya melalui pemotongan gaji beserta nominal kontribusi perusahaan pada dana pensiun Anda.
Jika nominal itu kurang dari Rp 2,6 juta, tentu saja Anda perlu membuat dana pensiun tambahan di luar dana pensiun yang ada saat ini. Nominal yang perlu Anda sisihkan tiap bulannya adalah selisih dari Rp 2,6 juta dikurangi nominal dana pensiun Anda yang ada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar